Tentang kamu yang begitu menyesakkan, tak akan hilang dari ingatan siapapun. Meskipun kupikir telah lupa.
Meskipun berkali mencoba melupakan dan terlupa. Namun ingatan itu akan ada.
Entah untuk berapa lama. Yang kupikir itu selamanya.
Pernah berkali kali aku mencoba untuk menyerah.
Pernah pula mencoba melewatkanmu berkali kali.
Dan meski mungkin kuputar waktu sekalipun.
Tapi aku merasa semua hal yang aku temui tetap saja menghidupkan kembali ingatan tentangmu.
Jauh diujung imajinasiku disana ingin aku mengatakan, meskipun hanya aku satusatunya orang disana. Aku disini memperhatikanmu.
Total Pengunjung
Tuesday, June 25, 2019
Sunday, June 23, 2019
Di Sudut Kota Itu...
Terlalu lama dikota ini.
Aku takut.
Menatap kenyataan pahit tentang kamu. Terlalu banyak hal yang bahkan kucoba reka sendiri.
Tentang kamu dan keseharianmu.
Tentang kisahmu dan semua kenyataan yang aku hayalkan dulu.
Adalah kenaifan seorang yang mengenalmu lama.
Dan terlambat menyadari bahwa kamu kini sudah sejauh itu.
Aku yang masih saja terkagum.
Mengekor jauh tentangmu.
Dan merangkak supaya mendapat bahagia atas apa yang membuatmu bahagia. Namun nyatanya langkahku tertatih dan engkau masih saja berlari.
Akankah suatu saat nanti kita sampai pada tujuan yang sama.
Aku takut.
Menatap kenyataan pahit tentang kamu. Terlalu banyak hal yang bahkan kucoba reka sendiri.
Tentang kamu dan keseharianmu.
Tentang kisahmu dan semua kenyataan yang aku hayalkan dulu.
Adalah kenaifan seorang yang mengenalmu lama.
Dan terlambat menyadari bahwa kamu kini sudah sejauh itu.
Aku yang masih saja terkagum.
Mengekor jauh tentangmu.
Dan merangkak supaya mendapat bahagia atas apa yang membuatmu bahagia. Namun nyatanya langkahku tertatih dan engkau masih saja berlari.
Akankah suatu saat nanti kita sampai pada tujuan yang sama.
Thursday, June 6, 2019
Fiksi dan Imaji
Kamu adalah sosok imajinatif.
Yang bahkan lebih fiktif dari sebuah fiksi.
Keindahanmu adalah bagian dari alur cerita yang kubangun sendiri.
Tentang bagaimana sebuah senyum yang selalu sebagai latar utama.
Tentang rindu yang terasa tak lagi terbendung.
Tentang "Kamu" yang masih saja pilu karena bertahun lamanya tetap menjadi kamu meski dalam imaji.
Ah. Bagaimana ini jika aku sebagai tokoh utama lebih mengagungkan tentangmu?
Masihkah kamu ingat bagaimana pertama aku terkagum pada semua tentangmu.
Aroma khas dari siangnya sebuah kota. Panasnya suhu udara disiang hari.
Dan tentang bagaimana sapaan riangmu kala itu.
Waktu memang telah membuat kita saling jauh.
Meninggalkan masa kala itu yang kini kita sebut dulu.
Apakah sesalah itu jika aku masih saja merindu pada kata waktu itu.
Sebuah perjalanan pendek dari "Aku" yang hanyut pada jalanan buntu mengenai bagaimana nanti.
Mengenai kebodohanku yang hanya tau bahwa waktu milikku hanya berjalan saat itu.
Mengenai bagaimana naifnya perasaanku yang tak tau bahwa itu tentangmu.
Kini bukan lagi nanti. Karena kini adalah penyesalan yang seakan tau bahwa dulu aku hanya satu dari ribuan tokoh yang mampir dalam kisahmu yang masih saja ku kagumi.
Yang bahkan lebih fiktif dari sebuah fiksi.
Keindahanmu adalah bagian dari alur cerita yang kubangun sendiri.
Tentang bagaimana sebuah senyum yang selalu sebagai latar utama.
Tentang rindu yang terasa tak lagi terbendung.
Tentang "Kamu" yang masih saja pilu karena bertahun lamanya tetap menjadi kamu meski dalam imaji.
Ah. Bagaimana ini jika aku sebagai tokoh utama lebih mengagungkan tentangmu?
Masihkah kamu ingat bagaimana pertama aku terkagum pada semua tentangmu.
Aroma khas dari siangnya sebuah kota. Panasnya suhu udara disiang hari.
Dan tentang bagaimana sapaan riangmu kala itu.
Waktu memang telah membuat kita saling jauh.
Meninggalkan masa kala itu yang kini kita sebut dulu.
Apakah sesalah itu jika aku masih saja merindu pada kata waktu itu.
Sebuah perjalanan pendek dari "Aku" yang hanyut pada jalanan buntu mengenai bagaimana nanti.
Mengenai kebodohanku yang hanya tau bahwa waktu milikku hanya berjalan saat itu.
Mengenai bagaimana naifnya perasaanku yang tak tau bahwa itu tentangmu.
Kini bukan lagi nanti. Karena kini adalah penyesalan yang seakan tau bahwa dulu aku hanya satu dari ribuan tokoh yang mampir dalam kisahmu yang masih saja ku kagumi.
Tuesday, June 4, 2019
"Sembah pangabektos"
Dikutip dari buku
Kiai Hologram
karya Emha Ainun Nadjib
"Kawulo caos sembah pangabekti, mugi katur ing ngarsanipun Ibu lan Bapak, mbok bilih wonten klenta-klentunipun atur kulo saklimah, tuwin lampah kulo satindak, mugi Ibu soho Bapak kerso maringi gunging samodra pangaksami, kawulo suwun kaleburno ing dinten riyadi puniko..."
Kiai Hologram
karya Emha Ainun Nadjib
"Kawulo caos sembah pangabekti, mugi katur ing ngarsanipun Ibu lan Bapak, mbok bilih wonten klenta-klentunipun atur kulo saklimah, tuwin lampah kulo satindak, mugi Ibu soho Bapak kerso maringi gunging samodra pangaksami, kawulo suwun kaleburno ing dinten riyadi puniko..."
"Sugeng Riyadi"
Kepareng matur.
Sowan kulo sepindah silaturahim.
Kaping kalih. Dene ing dinten riyoyo fitri puniko kulo ngaturaken "minal aidzin wal faidzin" "sugeng riyadi" sedoyo kalepatan lahir lan batos nyuwun agunging pangapunten.
Mboten sanes nyuwun tambahipun barokah.
Sowan kulo sepindah silaturahim.
Kaping kalih. Dene ing dinten riyoyo fitri puniko kulo ngaturaken "minal aidzin wal faidzin" "sugeng riyadi" sedoyo kalepatan lahir lan batos nyuwun agunging pangapunten.
Mboten sanes nyuwun tambahipun barokah.
Subscribe to:
Posts (Atom)