Pagi ini hujan turun.
Jatuh dibumi dan mengalir deras entah kemana.
Seperti kata-kata dikepalaku.
Mereka berebut untuk kutuliskan dengan jemariku.
Berbaris rapi menjadi kalimat.
Dan aku bahagia dia akan menjadi sajak.
Meski mungkin tidak sebagus kalimat mereka yang ahli.
Tapi aku tetap menulis.
Berharap akan sampai pada pembaca yang ku harapkan.
Dengan suara rintik hujan.
Dan aroma pagi yang khas.
Aku berharap.
Meski Desember akan segera pergi.
Namun Januari akan datang.
Aku jadi ingat sajakku tentang mereka.
"Saling berdekatan. Namun tidak sedekat itu." Desember selalu menatap Januari. Namun apakah akan sebaliknya. Hanya harapan yang tersisa. Jika Januari akan menunggu Desember. Kataku waktu itu.
Sekarang dalam rentang waktu satu tahun.
Dia kembali. Dengan harapan yang begitu dekat.
Namun nyatanya waktu telah membuatnya menanti.
Lebih lama.
Lebih bersabar.
Dan lebih mengiklaskan.
Karena waktu hanya bisa dijawab dengan waktu.
Seperti suatu saat nanti dan sekarang ini.