Total Pengunjung

Thursday, December 31, 2020

December and January?

 


Pagi ini hujan turun.
Jatuh dibumi dan mengalir deras entah kemana.
Seperti kata-kata dikepalaku.
Mereka berebut untuk kutuliskan dengan jemariku.
Berbaris rapi menjadi kalimat.
Dan aku bahagia dia akan menjadi sajak.
Meski mungkin tidak sebagus kalimat mereka yang ahli.
Tapi aku tetap menulis.
Berharap akan sampai pada pembaca yang ku harapkan.

Dengan suara rintik hujan.
Dan aroma pagi yang khas.
Aku berharap.
Meski Desember akan segera pergi.
Namun Januari akan datang.
Aku jadi ingat sajakku tentang mereka.
"Saling berdekatan. Namun tidak sedekat itu." Desember selalu menatap Januari. Namun apakah akan sebaliknya. Hanya harapan yang tersisa. Jika Januari akan menunggu Desember. Kataku waktu itu.

Sekarang dalam rentang waktu satu tahun.
Dia kembali. Dengan harapan yang begitu dekat.
Namun nyatanya waktu telah membuatnya menanti.
Lebih lama.
Lebih bersabar.
Dan lebih mengiklaskan.
Karena waktu hanya bisa dijawab dengan waktu.
Seperti suatu saat nanti dan sekarang ini.

Friday, December 11, 2020

Tak Tersampaikan

 Tuhan.

Mengapa engkau datangkan padaku bayangan kekecewaan malam ini.
Saat aku mulai berani membuka hati.
Untuk rasa yang lama kututup rapat.
Tentangnya rasaku masih sama.
Dan kemarin rasanya semakin dekat.
Namun malam ini aku terjaga dari tidurku.
Yang membuatku berfikir untuk mundur kembali.
Karena aku paham siapalah aku.

Tentangmu masih saja terasa jauh dari jangkauan.
Semua pikiran kekalahanku pun datang.
Membuatku berfikir.
Apakah aku pantas untukmu.
Atau yang lebih realistis.
Adakah aku dalam hatimu.

Tuhan, haruskah aku mundur.
Kembali menutup rapat perasaan untuknya.
Inikah takdirmu untukku.
Inikah jalan yang kau buat untukku.
Dan jika memang karena Engkau aku harus menjauh.
Maka sekali lagi. Bisikkan padaku jawaban dariMu.
Salahkah aku mempunyai rasa untuknya.

Dari hambamu. Yang masih saja merasakan malam-malamnya penuh sunyi.
Dan rindu-rindunya yang tertumpuk dan masih saja tak tersampaikan.


Wednesday, December 9, 2020

SAlya

 Hari ini.

Aku bahagia.
Karena dapat menatapmu lama. Aku tak bosan. Justru makin bahagia.
Dan bahkan tentangmu adalah sosok yang selalu memberiku inspirasi.
Jarak kita tak bisa dibilang dekat. Namun pula tak jauh sebenarnya.
Banyak hal yang kuperhatikan disini.
Tentangmu yang aku kenal.
Tentangmu yang tertawa riang.
Satu hari dibawah atap yang sama.
Didalam ruangan yang sama.
Telah meluluhkan berbagai rindu tentangmu yang selama ini hanya sebatas angan.
Tingkahmu yang khas.
Sehias senyum yang tak ingin pernah hilang darimu.
Tawa renyah darimu yang bersahabat.
Lantas manakah lagi yang aku lewatkan.
Didekatmu aku bahagia.
Dalam kejauhan darimu aku pun bahagia.
Karena aku yakin. Bahwa Tuhan telah menciptakanmu untuk membawa kebahagiaan untukku hari ini.
Namun ada satu pertanyaan yang hanya bisa kusimpan.
Apakah kaupun bahagia hari ini seperti aku?

Lalu hujan membuat kita dekat.
Aku bersyukur kita dapat pulang bersama.
Sedikit memang obrolan kita. Dan aku yakin. Untuk lupa akan hari ini. Sungguh susah.
Karena senja dan hujan ini.
Telah menjadi kisah pertama kita berjalan dijalan yang sama. Menyusuri setapak yang sama.
Diiringi riak dan tampias hujan dibawah langit yang sama.
Kamu tau inilah ingatan hari ini yang akan selalu kusimpan dengan baik.
Adalah mengantarmu pulang dan tak ada yang lebih membahagiakan dari itu. Lantas dihiasi perasaan. Aku ingin bersamamu lagi esok hari.


Wednesday, December 2, 2020

a piece of a dream

 Semalam aku bermimpi tentangmu.

Tak banyak kata yang kuingat.
Disana masih seperti kamu yang kukenal.
Tempat yang kita kunjungi pun familiar.
Bukan tempat yang istimewa.
Hanya saja, denganmu aku bahagia.
Yang kuingat semalam adalah senyummu.
Begitu khas dan sepertinya akan lama terbayang dalam benakku.
Mimpi yang singkat itu terasa lama.
Tentang bagaimana kedekatan kita.
Tentang seperti apa perasaan kita.
Dan tentang sebuah momen ketika aku merasa kita telah memiliki perasaan yang sama.
Perasaan bahagia bersamamu yang bahkan masih terbawa sampai aku terbangun.
Meski tak lama.
Karena aku tau.
Dalam kenyataan ini.
Aku tak lebih dari bagian yang hinggap dipikiranmu.
Tapi tidak untuk hatimu.
Namun setidaknya aku tau, 2 Desember ini Tuhan memberiku hadiah perasaan bahagia untuk dekat denganmu meski hanya lewat sepotong mimpi.