Total Pengunjung

Saturday, January 9, 2021

This is December

 Mengapa obrolan kecil kita sore itu serasa memiliki arti tersendiri?

Gemanya hingga mampu menyembuhkan kekalutan dalam lubuk hatiku.
Kebetulan kita hanya terdiam untuk sekedar meneduh dari hujan untuk beberapa lama.
Sambil tak hentinya aku bersyukur pada-Nya untuk hujan sore itu.
Meski biasanya aku benci hujan. Tapi denganmu disana, hujan ternyata semenyenangkan itu.
Makin deras hujan. Dan sore mulai berganti senja.
Tawa kecil kita. Serta riak hujan diluar sana seakan berpadu. Menciptakan dunianya sendiri.
Lantas tahukah kamu, setiap hujan turun kini selalu mengingatkanku saat hari itu.
Meskipun kenyataannya hari ini dan kemarin tak seperti waktu itu lagi.
Meskipun kenyataannya jarak kita menjauh seiring berlalunya waktu.
Biarlah saja, waktu memang pergi dalam setiap nafasku.
Namun tidak, perasaan ini yang masih saja untukmu.
Kini akupun semakin bertekad. Tak akan pernah lagi kulepaskan mimpi dan angan tentangmu yang mulai membanjiri. Akan terus kutampung luapannya hingga Tuhan mengijinkan suatu saat nanti.
Karena tentangmu adalah pelangi yang selalu datang bersama mentari senja. Maka hujan adalah harapan bahwa "kita" akan selalu dinanti, walaupun sebatas suatu saat nanti.


Tuesday, January 5, 2021

January - December

 Hai januari.

Masih ingat aku.

Yang masih saja mendamba.

Tau kah kamu. Aku mengejarmu.

Dalam hitungan tahun.

Aku selalu menanti dipenghujung.

Berharap akan kau ingat.

Berharap dekatku tak berkhianat.

Kita dekat. Entah bagaimana denganmu. Samakah kedekatan ini.

Aku memandangmu. Jarak kita hanya sejengkal.

Tapi.

Akah kamu pun memandangmu begitu.

Salam dariku yang masih saja mengejar.

Bahwa Desember dan Januari itu dekat.

Lantas bagaimana dengan Januari dan Desember?



Saturday, January 2, 2021

January

 Setidaknya aku tau. Kamu disana. 

Dan aku masih disini.
Menatap dengan harap.
Berharap dengan pekat.
Aku tau malam-malamku sunyi.
Dan bahkan lebih sunyi di sini.
Aku mematung menatap kegelapan.
Bukan karena hilang.
Tapi begitu banyak yang kudengar.
Tentangmu. Yang luar biasa.
Dan malam ini aku mendengar suara remuk.
Entah dimana.
Sangat dekat tapi aku tak melihat.
Hanya saja pilu dan getir itu datang.
Dengan jumawa yang mungkin dengan tawa. Entahlah.
Mungkin jika sebersit rasa tentangmu adalah sebuah kesalahan.
Aku adalah kumpulan dari dosa-dosa.
Namun jika merindukanmu adalah pahala.
Aku rela kusimpan erat rindu itu. Bahkan lebih lama dari kata lama.
Sembari kubisikkan lirih pada Sang Pencipta. Biarlah pahala itu kusumbangkan untuk neraka. Supaya semua ciptaanmu kembali menemui rasa bahagia milikku ini saat Engkau telah menciptakan dia di bumi mu yang sungguh melengkapi keindahannya.