Engkau rembulan yang jauh.
Keindahanmu begitu menyilaukan.
Senyummu terasa begitu menghangatkan.
Seperti dengan kebersamaan mereka yang abadi.
Seperti dengan siang dan malam yang saling melengkapi.
Seperti dengan hujan dan cerahnya yang dinanti.
Dan.
Seperti aku dan kamu yang menjadi kita, meski hanya terjadi dalam mimpi..
Total Pengunjung
Tuesday, August 21, 2018
Sunday, August 19, 2018
21/01
Engkau adalah dia yang membuat hari-hari Januwariku begitu lambat, seakan waktupun tak rela untuk meninggalkanmu. Aku masih ingat Desember. Apakah kau pun mengingatnya wahai Januwariku, mungkin kini aku tak lagi menuliskan namamu dalam baitku, mungkin engkaupun tak sesikitpun mengingatku, entah itu tersimpan atau terlupakan, namun disini kau masih saja bagian dari waktu yang telah lalu dan ada ataupun tak ada didalam baitku, tetap saja baitku ini masih tentangmu, wahai Januwariku.
30/01
Esok adalah genap, karena kamu harus benar-benar meninggalkan Januari. Karena kini Januari kini tak lagi sendiri seperti yang kau kenal dulu. Simpan semuanya, dan cobalah tetap menjadi kamu. Meski kembali ditinggal dan akan mulai terlupakan kembali wahai Desember yang kini menjadi dirimu.
Apakah aku telah mencari terlalu jauh. Mutiara seindah itu telah kulewatkan. Dia dekat, dan bahkan sedekat itu. Namun waktu memang telah menyadarkanku. Bahwa keindahan itu tidak untuk aku miliki. Memandang keindahan, mungkin sebagai takdirku. Rupa-rupa keindahan itu hanya dapat aku simpan dalam ingatan. Pada bagian-bagian yang tak dapat dimiliki. Meski semua bayangan keindahan itu adalah keindahan yang aku inginkan, tapi dunia mengajarkan lain, bahkan mengharapkan lain dari keinginan itu. Ataukah sepertinya, dunia sendiripun menginginkan sebagai pencari keindahan sebagai sebatas dikagumi.
#AKar
#AKar
Friday, August 17, 2018
Thursday, August 9, 2018
Sunday, August 5, 2018
Suara...
Siapa yang menyangka? Malam milik Agustus ini bukan hanya dingin namun juga pekat dan sunyi.
Aku selalu membayangkan, Desember mulai dapat mengejar. Dan terasa begitu dekat dalam genggaman. Bahkan lebih dekat dan hangat meski dibasahi oleh rintik hujan yang deras.
Dalam Agustus aku tak menemukan itu semua. Namun dingin, pekat dan sunyi itu tetaplah nyata.
Inilah tempat dimana semua dingin memuncak. Pekat terasa enggan berpaling. Dan sunyi semakin menyelimuti. Kemiripan yang datang dalam senyatanya. Membawa serta bunyi berderai yang memecah kesunyian. Meski rembulan tetap diam. Dan binar bintang yang tetap ceria dengan gemerlapnya. Namun yang mendengar dan yang tahu malam itu ada sesuatu yang hancur adalah pemiliknya sendiri.
Bukan jarak yang membuatnya tak terdengar. Hanya saja letaknya yang begitu dalam, mungkin hampir sampai dasar. Dari semua suara yang pernah kalian dengar, suara ini lah yang sebenarnya paling khas. Dan kalian hanya akan sadar mengapa suara sekeras ini tak pernah ada yang mendengar, sampai kalian sendirilah yang mengalaminya...
Aku selalu membayangkan, Desember mulai dapat mengejar. Dan terasa begitu dekat dalam genggaman. Bahkan lebih dekat dan hangat meski dibasahi oleh rintik hujan yang deras.
Dalam Agustus aku tak menemukan itu semua. Namun dingin, pekat dan sunyi itu tetaplah nyata.
Inilah tempat dimana semua dingin memuncak. Pekat terasa enggan berpaling. Dan sunyi semakin menyelimuti. Kemiripan yang datang dalam senyatanya. Membawa serta bunyi berderai yang memecah kesunyian. Meski rembulan tetap diam. Dan binar bintang yang tetap ceria dengan gemerlapnya. Namun yang mendengar dan yang tahu malam itu ada sesuatu yang hancur adalah pemiliknya sendiri.
Bukan jarak yang membuatnya tak terdengar. Hanya saja letaknya yang begitu dalam, mungkin hampir sampai dasar. Dari semua suara yang pernah kalian dengar, suara ini lah yang sebenarnya paling khas. Dan kalian hanya akan sadar mengapa suara sekeras ini tak pernah ada yang mendengar, sampai kalian sendirilah yang mengalaminya...
Subscribe to:
Posts (Atom)