Total Pengunjung

Sunday, October 20, 2019

Menjelang 11

Aku masih sering menatap ke arah yang sama.
Berharap disana kau ada.
Berharap disana kau masih seperti waktu itu.
Pagi adalah alasanku kuat menahan dingin hanya untuk melihatmu.
Entah mentari yang masih bersembunyi dibalik awan.
Ataukah pagi itu masih terlalu pagi untuknya datang.
Aku sudah disana menanti.
Aku sudah disana berharap.
Sesekali kulihat wajah senyummu.
Mengawali pagi hariku dengan degup kencang seakan hari ini adalah hari terbaik untuk berkisah.
Entah berapa lama aku terdiam.
Melihatmu hanya dari kejauhan.
Ditempat yang sama aku hanya pengamat.
Yang gagal menyapa dengan sebuah kata.
Banyak waktuku yang terbuang.
Hanya karena aku berkali terlambat menyadari.
Betapa penting Tuhan telah menciptamu.
Betapa sempurnanya Dia membawamu disekitarku selama ini.
Namun kini hanya rindu yang tak pernah sampai.
Aku tak lagi dapat melihatmu seperti dulu.
Yang telah menghiasi pagiku menjadi lebih hangat dari mentari.
Yang membuat gelap malamku tak sekelam itu.
Dan kamu adalah alasan mengapa aku kembali lagi menuliskan barisan kata ini sebagai pengingat bahwa tentangmu masih ada dalam ingatanku.

No comments:

Post a Comment