Duduk berdua denganmu ditemani peppermint coffee adalah fiksi dalam fiksi yang kini ku baca.
Imajinasiku menuangkan semuanya seakan ini adalah sebuah kisah nyata.
Tentang bagaimana aku gambarkan siang yang mendung kala itu.
Ditemani dinginnya udara pegunungan yang khas.
Lihat saja sekelilingmu banyak dari mereka yang membagikan canda dan tawa.
Memecah waktu seakan enggan beranjak.
Kita terdiam dalam pikiran masing-masing.
Sesekali kulihat senyummu yang masih saja seperti dulu.
Tak pernah aku bosan menatapmu lama.
Meski jantung resah jika bisa sedekat itu denganmu.
Beberapa kata kembali kuucapkan agar kita tak sehening itu.
Obrolan ringan dari berbekal topik mendung.
Sedikit berfilosofi tentang hujan yang mempertemukan kita.
Tentang hujan yang seakan menakdirkan kita untuk bersama lebih lama.
Tapi dari obrolan kita masing masing lupa. Bahwa hujan akan berhenti.
Dan kisah fiksi akan habis halamannya.
Maka sekali lagi kupilih saja mengakhiri.
Mungkin esok kau akan kembali.
Bersama hujan yang lagi-lagi membasahi.
Beberapa rindu yang dititipkan pada mentari.
No comments:
Post a Comment