Entah kenapa. Rasanya sudah lama sekali. Aku tidak melihat suasana yang lembut disekitar dirinya. Dan saat aku melihatnya kali ini. Rasanya seolah-olah memancarkan kemilau yang samar. Seolah-olah aku bisa menatap dirinya untuk selamanya. Rasa hangat itu menjalar meski saat aku menutup mata. Bahkan udara yang panas siang itu terasa sejuk seperti terguyur gerimis yang halus tanpa kebasahan saat kamu berdiri dibawahnya.
Matahari masih diatas sana. Bergerak perlahan seakan mengiringi sosokmu disana. Kombinasi yang menyejukkan yang menawarkan rasa nyaman itu. Ingin rasanya semakin mendekat. Dikejauhan dedaunan berbisik tertiup angin mengiringi lagu dilatar belakang siang itu. Aku disana hanya dapat diam mematung. Memandangmu yang mulai menjauh. Dan hanya menyisakan senyum tipis darimu mulai hilang ditelan jarak. Dimana tak sepatah katapun akhirnya dapat kuucapkan untukmu siang itu. Dan semakin menjauhnya kamu, entah mengapa mendung seakan berlari menyongsong hariku yang diiringi hujan lebat berbadai menghapus semua jejak yang kami tinggalkan dijalan itu. Diiringi hujan yang semakin deras, hari yang mulai sore. Akhirnya aku hanya berharap. Dikejauhan itu kamu tak kebasahan karena hujan. Namun dalam imajiku nyatanya telah membayangkan. Tentang bagaimana kamu saat ini. Tertawa riang dengan entah sosok siapa yang bersamamu disana, tanpa pernah meninggalkan ingatan, tentang aku yang hanya dapat terdiam siang itu sembari kembali mengagumi kamu yang selalu membuatku nyaman.
No comments:
Post a Comment