Total Pengunjung

Wednesday, September 30, 2020

Dreamin

Aku ingin tidur semalaman, dan memimpikan kita.
Aku tidak ingin terbangun. Aku ingin tidur semalaman.
Bisakah aku menghentikan waktu untuk bermimpi?
Bisakah?
Dimana hati kita saling merindukan saat pertama kali kita bertemu.
Kita berdua merasakannya.
Tapi impian kita begitu tidak adil dan tidak nyata.
Kita terhanyut dalam suasana.
Kita hanya bertemu satu kali.
Kita hanya berbicara untuk sesaat.
Itu tidak cukup.
Aku menginginkannya seperti dalam mimpiku.
Aku lebih dari bahagia.
Kita berdua saling berpelukan.
Saat kita ingin bertemu... tutuplah mata kita dan bermimpilah.
Agar hati kita bisa menjadi satu.


Tuesday, September 29, 2020

Scolarship

Pernahkan kita mendapati masa lalu.
Tentang menyukai seseorang.
Terlebih kita sebagai lelaki.
SMA adalah awal mulanya.
Disana ada seorang perempuan yang aku sukai.
Kita pernah ngobrol panjang lebar diawal. Tapi karena suatu hal bahkan tak ada obrolan lagi yang mau diobrolkan. Bahkan tau itu aku saja. Langsung kena blok. 😅
Dan itu terjadi setelah masa SMA usai dan bangku perkuliahan pun dimulai.
Kisahnya memang tak selancar itu. Terlalu banyak duka disana.
Dan hal terakhir obrolan yang aku terima darinya adalah. Sebuah tempat favorit dimana kita bisa mencari fiksi-fiksi yang tepat.
Nah disinilah tentang dia berakhir.
Aku hanya bisa memantaunya dari jauh. Tak ada lagi obrolan. Tak ada lagi senyuman darinya yang hangat.
Bangku perkuliahan sepertinya saling menjauhkan kita.
Dia yang brilian itu. Menanjak karirnya. Dan berkali-kali menjadi orang penting dievent yang diselenggarakan dikotanya.
Dan disini aku hanya bisa melihat timelinenya dari jauh. Sembari membakar semangat. Aku harus bisa seperti dia.
Tapi nyatanya. Aku hanya ada disudut bumi antah berantah. Bahkan kafe saja aku hanya pernah lewat.
Lulus sarjana dia berjuang mendapat scolarship luar negeri. "AUSTRALIA"
Sebuah benua dengan sistem pendidikan yang maju.
Penuh hiruk pikuk pemikiran tingkat tinggi dan akan bergelar master of.
Dari sana aku pun ingin mengejarnya, disaat dia berjuang dengan pendidikan para profesor. Aku terbuang dan gagal menjadi orang "terpandang" di tempat ini. dan nyatanya aku nekat untuk sejajar dengannya tapi hanya kuat sampai diuniversitas sudut bumi antah berantah.
Dua tahun berlalu. Dia mendapat gelar master of. Dan akupun. Meski tak sesama itu. 😅
Pernah terbersit. Sepertinya aku pantas menjadi pendampingnya. DAN AKU MENYADARI. "Oh sial, aku harus melakukan sesuatu agar ia menerimaku." Itulah yang kupikirkan.
Tetapi ketika dia kembali mendapat scolarship ditempat yang sama menjadi bergelar Ph.D
Kalian tau kan. Orang diluar kedinasan. Berstatus tak jelas. Pemula yang masih tak tau dan tak punya apapun sepertiku, terasa jarak antara kami semakin lebar.
Dan ketika aku menuliskan ini. Sepertinya dia sudah benar-benar lupa tentangku. 😅
Aku mungkin sudah kalah dalam pertaruhan untuk bersamanya. Tapi jika bukan karena dia. Aku tidak mungkin punya semangat belajar dan mimpi-mimpi yang sampai sekarang masih sebatas mimpi. 😂

Sunday, September 20, 2020

One Another Day

Hey,
Kamu memang tidak mengenalku.
Tapi aku sudah lama memperhatikanmu.
Sebenarnya sudah selama beberapa tahun.
Aku hanya ingin memberitahumu. Aku ingin mengenalmu.
Aku tau,
Seorang pecundang sepertiku, hanya dengan memandangmu saja sudah salah.
Tapi aku.
Aku benar-benar menyukaimu.
Aku menyukai matamu. Saat kamu berbicara dengan seseorang. Matamu bersinar. Seakan akan kamu bersemangat dan sangat tertarik dengan apa yang mereka katakan.
Dan aku menyukai senyumanmu.
Saat kamu tersenyum, matamu terlihat menyipit. Seperti bahagianya seorang anak kecil.
Sudahkah kamu mendengar kisah tentang seorang pendaki himalaya?
Dalam perjalanan itu nyatanya telah banyak yang jatuh dan bahkan meninggal.
Dan satu lagi, tentang bagaimana seorang pria yang berjalan diatas seutas tali diatas ngarai niagara yang dalam?
Sebelumnya aku juga tak mengerti apa alasan mereka sampai mau melakukan hal itu.
Hingga, aku bertemu denganmu.
Kamu pernah bertanya padaku.
Mengapa aku bahkan berani mendekatimu bukan?
Sekarang aku tau, saat kamu benar-benar jatuh cinta. Kamu tidak butuh alasan apapun.
Cinta membuat kita berani melakukan hal yang bahkan tidak rasional sekalipun.
Kamu tau,
kamulah gunung himalaya-ku
Kamulah ngarai niagara-ku, dan aku ingin berjalan menyebranginya.

Friday, September 18, 2020

The Town


Sudahkah malam telah membuat kamu mengingat.
Dikota itu. Kamu pernah benar-benar jatuh hati.
Mengagumi dan ribuan kata pernah tersusun disana.
Membuatmu tersenyum tanpa sebab.
Membuatmu bahagia yang tak tergambarkan.
Dalam benakmu, disana adalah tempat ternyaman.
Meski banyak hal-hal yang membuatmu harus menjauh dari sana.
Kota itu, masih saja melekat begitu dekat dan terus menerus dirindukan.
Tentang tempat disudut kota itu, adalah tempat yang selalu membuatmu semangat.
Bahkan menjadi ambisius. Karena pernah rela menunggu berjam-jam hanya untuk melihat yang tak pernah terlupa dalam ingatan.
Dan kini. Hari ini pula.
Kamu terjatuh. Kota yang selalu dirindukan terasa jauh. Bahkan meski telah benar-benar disana.
Rasa sepi itu telah merubahmu menjadi seseorang yang lain.
Kehampaan itu membuatmu lupa bagaimana rasanya tersenyum dengan hangat.
Kepiluan itu membuatmu tak tau lagi bagaimana seharusnya bersikap.
Kenyataan. Memang tak selama seindah fiksi.
Rasa pahitnya asli. Dan susah untuk dilupa.
Dikota itu. Yang dulu selalu kau nanti. Kini adalah kota yang selalu membawamu pada rasa getir.
Dan setiap mengingat sudut kota itu. Hanya ada kamu yang lupa. Mengapa disana tak lagi sehangat dulu.