Total Pengunjung

Wednesday, October 31, 2018

Perkara Jatuh dan Menjatuhkan


Aku pernah jatuh hati.

Pada keindahan ciptaanNya.

Pada hati yang menyejukkan itu
Pada senyum indah itu
Pada keramahan pribadi itu
Pada semua tentang mu itu
Dan
Karena itu adalah kamu
Atau
karena kamu adalah itu

Aku jatuh hati

Tuhan. Ajarkan aku mengerti.

Aku melihat keindahan-keindahan itu apakah karena aku jatuh hati?
ataukah
karena aku jatuh hati maka semua itu terlihat indah?

Oktober dan Kisahnya

Oktober segera pergi. Tugasnya telah usai mengantarkan takdir-takdir baru sampai disini. Airmata dan tawa jumawa menghiasi kisah mereka masing-masing. Senyum terindah dan raut termenung itu membawa potongan cerita yang belum juga mencapai akhir. Ada yang menunggu dengan rasa was-was dan ada pula yang berharap waktu cepat berganti dengan rasa pilu didada. Binar mata yang mencerminkan usahanya sebentar lagi tercapai disini adalah sebuah pengingat bagi yang sadar dengan tangis dan mengeringnya airmata disana karena sebuah harapan harus kembali diterima dengan rasa pahitnya kenyataan. Satu rasa kebahagiaan merupakan bagian dari ratusan dan bahkan ribuan rasa kegagalan. Maka masihkah kita harus "terlalu" bangga dengan capaian kebahagian? Ataukah kita lebih memilih untuk tetap berpegang bahwa manisnya kemenangan adalah cobaan yang paling berat dan masih sering kita lalaikan?

Karena menjadi bijak bukan masalah benar atau salah, cukup pahami saja dengan nurani...

Friday, October 26, 2018

25102012, 26102013, 18102015




Hujan (kekecewaan yang dirindukan)

Hujan,
Dirindukan saat menghilang.
Namun,
Setelah ia datang memenuhi panggilan rindu itu.
Ia justru mendapat kalimat kekecewaan dari yang pernah merindukannya. Bahkan dihujat mengapa terus datang.

"Mengapa harus hujan?"
"Gara-gara hujan... !"
Dan "lagi hujan."
Tidakkah kalian mengingat saat hujan pergi dan lama tak lagi datang?
Kata-kata manis seakan "rindu" hanya kiasan.
Masihkah itu disebut rindu?

Tak ada yang lebih setia dari tanah sang bumi.

Rindunya tetap dalam diam. Meski rentang waktu yang panjang bahkan hampir tak pernah ada kabar sekalipun. Kepercayaannya akan hujan yang pasti datang tak pernah ia lupakan.
Rindu-rindunya bahkan sudah melewati batas pengetahuan dimana "kata" baru terdengar diatas tanah sang bumi dan menyebutnya hujan.

Wednesday, October 24, 2018

23102017


Kisah dalam Sebuah Negeri

Ini adalah sebuah negeri. Dimana manusianya lupa akan masa lalunya.
Ini adalah sebuah negeri. Yang lupa bagaimana langkah kecilnya dulu. Seakan dia tak pernah merasakan keterbatasan waktu itu.
Ini adalah sebuah negeri. Saat pangkat dan jabatannya adalah harga mati yang membuat ikut pula mati hatinya.

Para pejuang hanya diartikan sebagai mereka yang dikenal banyak orang. Dan semua yang dia lakukan dipuja lalu dikelilingi banyak dukungan.

Maka matilah mereka yang tertatih dengan langkah kecilnya. Perjuangan-perjuangan mereka dalam diam. Tak dikenal dan bahkan dipandang sebelah mata, karena pangkat dan jabatannya hanya pejuang tanpa nama.

Kami ada. Wahai para penguasa. Negeri ini masih negeri yang kami cintai. Kami berjuang demi masa depan tempat kami berpijak ini. Tidakkah kalian mengingat kami, saat kalian dulu masih hanya bocah kecil ingusan yang menangis karena angka dan huruf belum seindah ini.

Ah sudahlah. Teriakan bodoh dengan harapan menggebu karena ketidak mampuan katamu. Dan hanya kalian anggap sebagai angin lalu.

Kesenjangan bukan hanya yang digambarkan dengan jarak oleh angka-angka. Namun kesenjangan adalah kemunafikan mereka yang lupa akan masa lalunya.

Dengan congkak mengangkat dagu, mereka yang merasa terpilih seakan hasil keringat mereka sendiri. Tanpa pernah menyadari bahwa diluar sana banyak kegagalan penuh air mata. Kegagalan yang kalian lupakan seakan berkata "itu urusan anda!"

Tuhan....
Masih adakah nurani dari para pemimpin kami?
Masih adakah solidaritas nyata dari para sodara kami yang punya nasib lebih baik?

Kami, adalah ribuan kegagalan dalam perebutan status manusia pilihan oleh penghuni sebuah negeri.

Kami adalah, masa lalu yang akan mereka lupakan sebagai teman seperjuangan yang sebentar lagi akan terganti oleh kecongkakan mereka yang mendapat gelar terpilih, dari sebuah negeri.

Maka Tuhan kami. Maafkan hamba-hambamu ini, jika masih saja harapan kami begitu menggebu hanya saat kami dihadapkan permasalahan duniawi.

Bimbinglah kami jika kehendakMu adalah jalan terbaik bagi kami. Berikan kami keikhlasan yang lapang. Agar kami kuat menghadapi hal-hal duniawi yang memilukan tanpa membuat kami terjebak dengan melupakan akhirat kami..

Wednesday, October 17, 2018

Sinonim

Hanya jumantara yang membuat citra menjadi sebuah makna empiris.
Siklus yang dinamis adalah deskripsi sebuah ekspresi dialogis.
Heroisme yang implisit merupakan intuisi pada taraf naluri.
Sasana sapta adalah suatu contoh pembatasan dalam estetika dan estimasi empiris.
Seperti sajak hiperbola yang tersirat pada kalimat sintesis seorang tokoh antagonis...

Tuesday, October 16, 2018

Keserasian, malam dan Hujan...

Malam dan hujan...
Tidakkah kalian melihat keserasian pada keduanya.
Malam dengan anggun menentramkan siapapun yang memandang.
Dan hujan. Adalah iringan syahdu alunan irama yang bersatu dalam kesenyapan.

Bukan. Aku bukanlah salah satu dari mereka.
Aku. Hanyalah pemandang yang mengagumi keduanya.

Lihat, malam ini seperti sebuah penantian yang panjang.
Diatas sana dalam selimut warna pekat itu. Mereka tersenyum cerah. Bergelimang begitu banyak keceriaan. Antara gelap malam dan cahaya bintang dilangit itu.

Dibawah sini hujan dan bumi saling bertukar cerita. Akan penantian panjangnya dari rindu-rindu yang membuatnya gersang. Beberapa bahkan mengira. Rindu ini akan semakin panjang. Karena bulan yang dijanjikan masih saja acuh, diam dan menjauh. Seakan rindu tak pernah mendapat jawaban.
Mungkin inilah cara bagi-Nya untuk mengingatkan ciptaanNya. Bahwa bersyukur bukanlah saat diberi. Namun saat penantian panjang dengan harapan-harapan yang tak pernah putus dalam hati.

Kini malam dan hujan tersenyum dengan keceriaan masing-masing.
Kemarau dan rindu
Malam dengan langit penuh bintang
Hujan dan bumi
Serta pemandang dengan kesendiriannya...

Monday, October 8, 2018

810-2-108

Seperti bintang yang tetap pada langit malam.
Waktu adalah jawaban dari sunyinya malam dan bintang. Mereka dekat, karena yang jauh adalah pemandang.
Mungkin obrolan mereka berdua makin hangat, ditengah dinginya pilu yang makin pekat.
Keriuhan dan keceriaan itu terlihat jelas dari kejauhan yang hanya dapat dilihat oleh pemandang.
Kehangatan diatas sana, adalah udara dingin yang makin rapat disini.
Binar bahagia yang bercahaya diatas sana, adalah kegelapan yang pekat dibawah sini.
Dan akhir. Adalah saat pemandang yang memandang, dalam diam dan kekaguman, dengan senyum terkembang, serta bisikan do'anya pada Sang Pencipta bahwa mereka adalah keindahan yang diciptakan satu sama lain. Dan pemandang adalah pengamat yang bahkan tak pernah ada dalam obrolan mereka..

Thursday, October 4, 2018

Hari ini, 4.10.2018

"Malam adalah tentang hal-hal yang tak pernah terpikirkan saat pagi, siang, atau sorenya. Malam adalah tentang bagaimana sebuah hari akan berakhir dengan cerita yang tertulis sepanjang hari. Malam merupakan hal-hal yang patut disyukuri, entah karena cerita hari ini terlalu panjang dan melelahkan, ataukah mengenai jejak-jejak yang ditinggalkan sepanjang hari terlalu jauh dari angan. Semua tertuang dalam tulisan pendek yang bahkan hanyalah kumpulan kata dalam kosakata yang terbatas. Dan diakhiri dengan harapan untuk esok yang lebih baik. Semoga.."
#AKar