Total Pengunjung

Wednesday, October 24, 2018

Kisah dalam Sebuah Negeri

Ini adalah sebuah negeri. Dimana manusianya lupa akan masa lalunya.
Ini adalah sebuah negeri. Yang lupa bagaimana langkah kecilnya dulu. Seakan dia tak pernah merasakan keterbatasan waktu itu.
Ini adalah sebuah negeri. Saat pangkat dan jabatannya adalah harga mati yang membuat ikut pula mati hatinya.

Para pejuang hanya diartikan sebagai mereka yang dikenal banyak orang. Dan semua yang dia lakukan dipuja lalu dikelilingi banyak dukungan.

Maka matilah mereka yang tertatih dengan langkah kecilnya. Perjuangan-perjuangan mereka dalam diam. Tak dikenal dan bahkan dipandang sebelah mata, karena pangkat dan jabatannya hanya pejuang tanpa nama.

Kami ada. Wahai para penguasa. Negeri ini masih negeri yang kami cintai. Kami berjuang demi masa depan tempat kami berpijak ini. Tidakkah kalian mengingat kami, saat kalian dulu masih hanya bocah kecil ingusan yang menangis karena angka dan huruf belum seindah ini.

Ah sudahlah. Teriakan bodoh dengan harapan menggebu karena ketidak mampuan katamu. Dan hanya kalian anggap sebagai angin lalu.

Kesenjangan bukan hanya yang digambarkan dengan jarak oleh angka-angka. Namun kesenjangan adalah kemunafikan mereka yang lupa akan masa lalunya.

Dengan congkak mengangkat dagu, mereka yang merasa terpilih seakan hasil keringat mereka sendiri. Tanpa pernah menyadari bahwa diluar sana banyak kegagalan penuh air mata. Kegagalan yang kalian lupakan seakan berkata "itu urusan anda!"

Tuhan....
Masih adakah nurani dari para pemimpin kami?
Masih adakah solidaritas nyata dari para sodara kami yang punya nasib lebih baik?

Kami, adalah ribuan kegagalan dalam perebutan status manusia pilihan oleh penghuni sebuah negeri.

Kami adalah, masa lalu yang akan mereka lupakan sebagai teman seperjuangan yang sebentar lagi akan terganti oleh kecongkakan mereka yang mendapat gelar terpilih, dari sebuah negeri.

Maka Tuhan kami. Maafkan hamba-hambamu ini, jika masih saja harapan kami begitu menggebu hanya saat kami dihadapkan permasalahan duniawi.

Bimbinglah kami jika kehendakMu adalah jalan terbaik bagi kami. Berikan kami keikhlasan yang lapang. Agar kami kuat menghadapi hal-hal duniawi yang memilukan tanpa membuat kami terjebak dengan melupakan akhirat kami..

No comments:

Post a Comment