Desember kembali mengikhlaskan dan mawas diri meski dihati tak bisa setegar itu. Saat senyata nyatanya hari-hari perjuangannya telah usai. Bahkan hingga saat terakhir waktu yang diberikan. Januwari telah memantapkan pilihan dengan jauh langkah yang telah ia buat.
Riuh gegap gempita itu mengiringi kekalahan Desember yang harus berhenti. Menyambut semua harapan-harapan baru dari Januwari dengan semua semangat yang ada. Harapan-harapan yang bahkan masih sangat jauh untuk seorang Desember kembali pada titik Januwari.
Dan kini Januwari datang perlahan. Mengawali. Kembali. Menyemangati. Yang tentunya membuat patah Desember namun tetap wajib serta harus melanjutkan langkah bersama mentari yang disebut dengan pagi pada sebuah nama yang mereka sebut dengan "Tahun yang Baru".
No comments:
Post a Comment