Total Pengunjung

Monday, May 10, 2021

Which Should

 Didepanmu atau saat bersamamu aku sama sekali tidak ingin terlihat begitu mendamba.

Didepanmu kubuat komunikasi kita apa adanya.
Meski kita pernah dekat.
Namun itu kubuat hanya memang karena kita telah mengenal akrab cukup lama.
Bahkan sebelum rasa itu ada kita pernah dekat dan aku takut jika rasa ini terlihat olehmu kedekatan kita akan berubah.
Mungkin dulu obrolan kecil kita hanya kau jawab sekenanya dan kadang terkesan bercanda.
Tak ada sama sekali secuil pintas untuk membuat kita saling baper atau apapun yang mengisyaratkan supaya kedekatan kita tak hanya dekat.
Kita memang telah terpisah oleh waktu dan jarak yang keduanya tak bisa dianggap dekat dan sebentar.
Tapi nyatanya selama dan sejauh ini aku masih bisa menjelaskan detail kecil tentang apa saja yang pernah kita bicarakan dulu. Yang bahkan aku tau kamu sendiri telah lupa. Bukan hanya tentang apa yang pernah kita bicarakan. Tapi mungkin juga sosokku ini.
Aku tau. Aku hanya lelaki yang tak bisa berterus terang dari awal.
Dan kamu tau memang aku akui itu tidak sekali dua kali.
Lalu. Sekarang dititik ini aku paham. Mungkin diluar sana juga banyak laki-laki yang sebenarnya menyukaimu. Dan berakhir sepertiku yang jika beruntung akan kau anggap sebagai sekedar teman. Atau bahkan lebih miris. Sebagai orang yang hanya sekedar pernah kau kenal.
Kupasrahkan padamu Tuhan. Jika memang dia tak merasakan bahagia yang sama dengan apa yang ku rasa. Aku rela mengubur dalam dalam perasaan ini dan kembali menjalani takdirmu. Sebagai pengagum yang tak bisa memiliki

 

No comments:

Post a Comment