Aku hanya ingin menyapa.
Apakah kamu malam ini masih disana. Entah siapa yang selalu ada dalam pikirmu. Aku tak tau dan mungkin tak pernah tau. Dia bagimu sebuah keindahan yang selalu kamu damba.
Sesosok senyum yang selalu dalam ingatan. Tak pernah lekang dari hari-harimu yang indah dari sang pencipta.
Aku hanya ingin menyapa.
Apakah malam ini sedikit mengingatku.
Sebuah malam yang dingin dan sunyi, yang menjadi pilu karena rindu-rindu itu tak pernah datang untuk ku.
Total Pengunjung
Saturday, April 21, 2018
Pengagum Rahasia...
Aku hanya pengagum. Yang hanya tau mengagumimu itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia.
Jika bagimu aku harus menunggu. Bukan sanggup atau tak sanggup.
Kamu tau, Bahkan sebenarnya lama sebelum kita dapat saling membaca kalimat disini aku telah lama mengagumimu dalam diamku.
Dan untuk menggantikan dia yang ada dalam sisi hatimu, apalah dayaku yang hanya dapat menjadi pengagum rahasiamu.
Jika memang aku tak pantas menggantikan. Biar aku tetap disini memandangmu dengan perasaan yang sama. Yang hanya bisa diam dalam dambaannya disela-sela mereka yang selalu ada didekatmu.
Dan setidaknya disini aku dapat menyampaikan, bahwa aku akan tetap ada untuk mengagumimu, saat sedih dan senangmu. Saat kamu ingat aku ataupun telah melupakanku.
Karena aku akan tetap disini sebagai pengagum rahasiamu.
Jika bagimu aku harus menunggu. Bukan sanggup atau tak sanggup.
Kamu tau, Bahkan sebenarnya lama sebelum kita dapat saling membaca kalimat disini aku telah lama mengagumimu dalam diamku.
Dan untuk menggantikan dia yang ada dalam sisi hatimu, apalah dayaku yang hanya dapat menjadi pengagum rahasiamu.
Jika memang aku tak pantas menggantikan. Biar aku tetap disini memandangmu dengan perasaan yang sama. Yang hanya bisa diam dalam dambaannya disela-sela mereka yang selalu ada didekatmu.
Dan setidaknya disini aku dapat menyampaikan, bahwa aku akan tetap ada untuk mengagumimu, saat sedih dan senangmu. Saat kamu ingat aku ataupun telah melupakanku.
Karena aku akan tetap disini sebagai pengagum rahasiamu.
Thursday, April 19, 2018
Tuhan Maha Indah
Aku tak pernah bermimpi dapat menyapamu.
Atau bahkan bisa sekedar ngobrol dengan kamu.
Tulisan-tulisan pendek darimu sudah cukup membuat penantian panjang untuk sekedar memberanikan diri yang sedikit banyak membuatku nyaman bisa berinteraksi denganmu.
Kamu yang dulu hanya sebagai ketidakmungkinan dan terasa amat jauh, kini menjadi ada sedikit harapan bagiku.
Aku. Tidakkah bagimu pernah mengingatku.
Tidak. Aku tidak berharap jauh seperti itu.
Aku hanya tau kamu adalah harapan itu. Harapan bagiku yang merasa tak pernah pantas untukmu.
Dunia ini indah. Bahkan lebih terasa indah saat kamu telah diciptakan olehNya.
Sejauh ini aku masih saja merasa belum pantas untuk kamu yang begitu indah dan bahkan tak tergambarkan dalam kosakata kalimatku.
Tuhan itu Indah, dan menyukai keindahan.
Maka salahkah aku menyukaimu sebagai keindahan Tuhan yang nyata?
Dariku yang tak pernah bermimpi dapat menyapamu.
Atau bahkan bisa sekedar ngobrol dengan kamu.
Tulisan-tulisan pendek darimu sudah cukup membuat penantian panjang untuk sekedar memberanikan diri yang sedikit banyak membuatku nyaman bisa berinteraksi denganmu.
Kamu yang dulu hanya sebagai ketidakmungkinan dan terasa amat jauh, kini menjadi ada sedikit harapan bagiku.
Aku. Tidakkah bagimu pernah mengingatku.
Tidak. Aku tidak berharap jauh seperti itu.
Aku hanya tau kamu adalah harapan itu. Harapan bagiku yang merasa tak pernah pantas untukmu.
Dunia ini indah. Bahkan lebih terasa indah saat kamu telah diciptakan olehNya.
Sejauh ini aku masih saja merasa belum pantas untuk kamu yang begitu indah dan bahkan tak tergambarkan dalam kosakata kalimatku.
Tuhan itu Indah, dan menyukai keindahan.
Maka salahkah aku menyukaimu sebagai keindahan Tuhan yang nyata?
Dariku yang tak pernah bermimpi dapat menyapamu.
Wednesday, April 18, 2018
Aku Hanya Punya Kata...
Aku hanya punya kata. Untuk mengagumimu.
Aku tak pernah tau. Apakah aku layak untukmu.
Kamu adalah kamu. Yang begitu indah untuk ku kagumi.
Kamu adalah orang yang menjadi inspirasi kalimat ini.
Kalimat yang hanya bisa kutuliskan tanpa nama. Tanpa tanda.
Bukan karena aku terlalu pengecut untuk berkata.
Hanya saja. Kamu selalu dikelilingi mereka yang terang-terangan mengungkapkannya
Tidak seperti aku. Yang hanya bisa mengagumimu dari jauh. Dan bahkan mungkin, aku adalah nama yang tidak pernah kamu ingat.
Aku tak pernah tau. Apakah aku layak untukmu.
Kamu adalah kamu. Yang begitu indah untuk ku kagumi.
Kamu adalah orang yang menjadi inspirasi kalimat ini.
Kalimat yang hanya bisa kutuliskan tanpa nama. Tanpa tanda.
Bukan karena aku terlalu pengecut untuk berkata.
Hanya saja. Kamu selalu dikelilingi mereka yang terang-terangan mengungkapkannya
Tidak seperti aku. Yang hanya bisa mengagumimu dari jauh. Dan bahkan mungkin, aku adalah nama yang tidak pernah kamu ingat.
Sunday, April 8, 2018
Sebuah Alasan yang Layak untuk ditunggu
Kadang kita ini lupa.
Entah itu terlupakan.
Atau
Memang dilupakan.
Tujuan bukanlah alasan.
Dan alasan bukan cara untuk mencapai tujuan.
Tidak kah kamu lihat lagit yang cerah malam ini.
Tak perlu kamu terlalu jauh mencari kebahagiaan.
Lihatlah. Tengok saja langit malam ini.
Mereka disana. Dengan sinar yang tak pernah lelah.
Kadang jika kamu beruntung. Bisa terlihat bintang yang jatuh.
Ya. Jatuh...
Bukankah tak pernah seindah itu.
Padahal mereka diam kamu bilang membosankan.
Lihat jatuhnya bintang malam ini.
Begitu indah.
Bukan karena dia memilih menjadi sama.
Tapi melakukan sesuatu yang berbeda dan begitu layak untuk ditunggu.
Hanya karena jatuh diantara mereka yang memilih diam.
Pikirkan lagi.
Keindahan itu membuatmu tersenyum membaca kalimat ini yang kamu bayangkan bahwa ini adalah untukmu.
Iya. Ini memang untukmu.
Biarlah sedikit senyum itu terkembang dari wajah manismu itu.
Sudah, tak usah lagi malu. Buat kamu nyaman dengan semua kalimat ini.
Jatuh, hilang dan hanya diingat dalam diam.
Tak perlu lagi mengira untuk siapa semua kalimat ini.
Cukup anggap saja ini hanya dariku dan untukmu.
Jika kamu berfikir, mengapa tak langsung saja kamu utarakan secara pribadi?
Dan justru aku memilih meletakkannya disini supaya banyak yang membacanya?
Bukan. Bukan karena "kamu" yang dimaksud disini adalah dia. Karena "kamu" adalah kamu yang mau membaca kalimat ini. Karena aku tau hanya kamu yang paham mengapa aku menuliskan ini.
Sudah, jangan ditahan lagi senyum itu. Biarkan dia ada. Karena senyum darimu adalah sebuah keindahan yang selalu layak untuk kutunggu.
Meski mungkin bukan hanya aku.
Kamu tau mengapa kamu tersenyum?
Karena senyummu adalah malam yang menyejukkan bagi yang memandang.
Biar saja aku tak lagi menyapa entah dalam tulisan atau dengan ucapan.
Cukup kamu tau, ada dan tiadanya kalimat dariku.
Kamu adalah seseorang yang selalu ku sapa dalam malam dan pagiku..
Entah itu terlupakan.
Atau
Memang dilupakan.
Tujuan bukanlah alasan.
Dan alasan bukan cara untuk mencapai tujuan.
Tidak kah kamu lihat lagit yang cerah malam ini.
Tak perlu kamu terlalu jauh mencari kebahagiaan.
Lihatlah. Tengok saja langit malam ini.
Mereka disana. Dengan sinar yang tak pernah lelah.
Kadang jika kamu beruntung. Bisa terlihat bintang yang jatuh.
Ya. Jatuh...
Bukankah tak pernah seindah itu.
Padahal mereka diam kamu bilang membosankan.
Lihat jatuhnya bintang malam ini.
Begitu indah.
Bukan karena dia memilih menjadi sama.
Tapi melakukan sesuatu yang berbeda dan begitu layak untuk ditunggu.
Hanya karena jatuh diantara mereka yang memilih diam.
Pikirkan lagi.
Keindahan itu membuatmu tersenyum membaca kalimat ini yang kamu bayangkan bahwa ini adalah untukmu.
Iya. Ini memang untukmu.
Biarlah sedikit senyum itu terkembang dari wajah manismu itu.
Sudah, tak usah lagi malu. Buat kamu nyaman dengan semua kalimat ini.
Jatuh, hilang dan hanya diingat dalam diam.
Tak perlu lagi mengira untuk siapa semua kalimat ini.
Cukup anggap saja ini hanya dariku dan untukmu.
Jika kamu berfikir, mengapa tak langsung saja kamu utarakan secara pribadi?
Dan justru aku memilih meletakkannya disini supaya banyak yang membacanya?
Bukan. Bukan karena "kamu" yang dimaksud disini adalah dia. Karena "kamu" adalah kamu yang mau membaca kalimat ini. Karena aku tau hanya kamu yang paham mengapa aku menuliskan ini.
Sudah, jangan ditahan lagi senyum itu. Biarkan dia ada. Karena senyum darimu adalah sebuah keindahan yang selalu layak untuk kutunggu.
Meski mungkin bukan hanya aku.
Kamu tau mengapa kamu tersenyum?
Karena senyummu adalah malam yang menyejukkan bagi yang memandang.
Biar saja aku tak lagi menyapa entah dalam tulisan atau dengan ucapan.
Cukup kamu tau, ada dan tiadanya kalimat dariku.
Kamu adalah seseorang yang selalu ku sapa dalam malam dan pagiku..
Saturday, April 7, 2018
Pulang...
Seperti mentari dan senja.
Seperti rembulan dan pagi.
Seperti hujan dan mendung.
Semuanya kembali bukan karena setelah pergi.
Seperti makhluk dan penciptanya.
Seperti dunia dan akhiratnya.
Seperti rindu dan tempatnya untuk kembali.
Perjalanan bukan untuk menjauh.
Karena jarak bukanlah alasan untuk pergi.
Karena pergi bukanlah alasan untuk meninggalkan.
Hanya sepotong kata yang dinamakan "Pulang".
Seperti rembulan dan pagi.
Seperti hujan dan mendung.
Semuanya kembali bukan karena setelah pergi.
Seperti makhluk dan penciptanya.
Seperti dunia dan akhiratnya.
Seperti rindu dan tempatnya untuk kembali.
Perjalanan bukan untuk menjauh.
Karena jarak bukanlah alasan untuk pergi.
Karena pergi bukanlah alasan untuk meninggalkan.
Hanya sepotong kata yang dinamakan "Pulang".
Friday, April 6, 2018
Entah Hanya Aku atau Kamu pun Juga...
Setiap hari sampai saat matahari senja,
Kita selalu bertukar senyum yang jauh,
Pada hari itu terasa bahwa rindu adalah hal yang masih jauh,
Dalam anganku,
Kita akan selalu dekat,
Tapi bagaimana aku memastikannya,
Waktu tak pernah mau memberikan gambaran yang pasti,
Hanya bayangan sekejap yang akan hilang bersama masa.
Untuk mu, ketika kita masih pada masa itu.
Dan sama seperti saat ini yang hanya menyisakan aku dan rindu.
Aku tak pernah berfikir rindu ini terlalu berat.
Ketika angin mulai bertiup esok hari.
Bahkan ketika senyum darimu kini hanya menjadi ingatan.
Tidak akan pernah ada seseorang yang dapat menyalahkan rindu ini.
Pada hari itu, entah hanya aku atau denganmu juga.
Bahwa kedekatan itu tak akan pernah berakhir.
Namun waktu ternyata kini berkata lain.
Semuanya akan berakhir. Sejauh apapun kita berlari.
Waktu selalu tau saatnya untuk berhenti.
Dan merasakan sakitnya pilu dalam hati.
Bahkan jika kau tetap berusaha mengecap manisnya.
Pada akhirnya, semua akan terasa hambar.
Kita hanya akan menjadi kenangan. Dan entah hanya aku atau kamu juga akan merasakan kehangatan setiap mengingat tentang hari itu dan rindu kini.
Rindu itu masih berlanjut. Berlanjut entah sampai kapan hanya waktu yang tau.
Aku tetap memilih merindukanmu. Dengan kerasnya waktu yang dingin.
Bahkan dengan semua rasa pilu itu,
Menjadikan kenangan kita tidak akan menjadi hilang.
Dan suatu hari nanti, jika kamu mungkin akan sedikit mengingatku disana.
Pada sebuah ingatan usang yang mulai kamu lupakan.
Aku akan tetap mengirimkan rindu ku yang terus kupegang erat.
Mungkin bahkan hingga waktu terlalu bosan dengan kalimat rinduku untukmu.
Kita selalu bertukar senyum yang jauh,
Pada hari itu terasa bahwa rindu adalah hal yang masih jauh,
Dalam anganku,
Kita akan selalu dekat,
Tapi bagaimana aku memastikannya,
Waktu tak pernah mau memberikan gambaran yang pasti,
Hanya bayangan sekejap yang akan hilang bersama masa.
Untuk mu, ketika kita masih pada masa itu.
Dan sama seperti saat ini yang hanya menyisakan aku dan rindu.
Aku tak pernah berfikir rindu ini terlalu berat.
Ketika angin mulai bertiup esok hari.
Bahkan ketika senyum darimu kini hanya menjadi ingatan.
Tidak akan pernah ada seseorang yang dapat menyalahkan rindu ini.
Pada hari itu, entah hanya aku atau denganmu juga.
Bahwa kedekatan itu tak akan pernah berakhir.
Namun waktu ternyata kini berkata lain.
Semuanya akan berakhir. Sejauh apapun kita berlari.
Waktu selalu tau saatnya untuk berhenti.
Dan merasakan sakitnya pilu dalam hati.
Bahkan jika kau tetap berusaha mengecap manisnya.
Pada akhirnya, semua akan terasa hambar.
Kita hanya akan menjadi kenangan. Dan entah hanya aku atau kamu juga akan merasakan kehangatan setiap mengingat tentang hari itu dan rindu kini.
Rindu itu masih berlanjut. Berlanjut entah sampai kapan hanya waktu yang tau.
Aku tetap memilih merindukanmu. Dengan kerasnya waktu yang dingin.
Bahkan dengan semua rasa pilu itu,
Menjadikan kenangan kita tidak akan menjadi hilang.
Dan suatu hari nanti, jika kamu mungkin akan sedikit mengingatku disana.
Pada sebuah ingatan usang yang mulai kamu lupakan.
Aku akan tetap mengirimkan rindu ku yang terus kupegang erat.
Mungkin bahkan hingga waktu terlalu bosan dengan kalimat rinduku untukmu.
Wednesday, April 4, 2018
Kamu...
Kamu mulai berubah.
Menjadi lebih baik tentunya.
Wajah itu.
Adalah wajah yang dulu pernah aku ingat di pagi dan senja hari.
Senyum itu.
Adalah senyum penuh keceriaan yang bahkan selalu saja mendatangkan kehangatan.
Bukan.
Aku bukan alasan mengapa kamu berubah.
Aku hanya mereka yang sanggup melihatmu dari kejauhan.
Terdiam dan hanya dapat mengucap Maha Suci Allah dengan segala ciptaanNya.
Kamu mulai berubah.
Wajah yang dulu masih tetap ku ingat.
Senyum yang dulu selalu terlihat hangat.
Namun ini berbeda. Wajah itu bersemu merah saat mereka menyebut dia.
Senyum itu bahkan bukan lagi senyum karena kerendahan hati. Tapi sebuah senyum yang dibumbui rasa malu karena mereka memanggil dia.
Aku mulai tau. Biarlah rasa ini tetap dalam diamnya. Meski senyum itu telah berubah. Namun rinduku takkan berubah.
Dan dalam diam biarlah rindu-rindu itu tetap untukmu.
Menjadi lebih baik tentunya.
Wajah itu.
Adalah wajah yang dulu pernah aku ingat di pagi dan senja hari.
Senyum itu.
Adalah senyum penuh keceriaan yang bahkan selalu saja mendatangkan kehangatan.
Bukan.
Aku bukan alasan mengapa kamu berubah.
Aku hanya mereka yang sanggup melihatmu dari kejauhan.
Terdiam dan hanya dapat mengucap Maha Suci Allah dengan segala ciptaanNya.
Kamu mulai berubah.
Wajah yang dulu masih tetap ku ingat.
Senyum yang dulu selalu terlihat hangat.
Namun ini berbeda. Wajah itu bersemu merah saat mereka menyebut dia.
Senyum itu bahkan bukan lagi senyum karena kerendahan hati. Tapi sebuah senyum yang dibumbui rasa malu karena mereka memanggil dia.
Aku mulai tau. Biarlah rasa ini tetap dalam diamnya. Meski senyum itu telah berubah. Namun rinduku takkan berubah.
Dan dalam diam biarlah rindu-rindu itu tetap untukmu.
Subscribe to:
Posts (Atom)