Total Pengunjung

Sunday, January 19, 2020

State Of The Art


Pagi ini ditengah hiruk pikuk manusia yang mencari kepentingannya masing masing.
Aku seperti mengenal sepasang mata itu.
Melihatmu dari sedekat itu. Hati  kecilku berkata.
Wajah itulah yang kamu lihat storynya tiap hari.
Wajah itulah yang tak pernah benar-benar berani untuk sekedar menyapa.
Yang nyatanya hanya setelah kurang dari satu detik bisa melihat sedekat itu. Aku menyesal tak menyapamu.
Berjalan saling menjauh. Entah apa yang ada dipikiranmu kala itu.
Apakah sama dengan yang aku pikirkan saat itu.
Dan dalam kejauhan itu aku menyesal atas semua yang tak aku lakukan kala itu.
Tuhan menakdirkan temu. Namun manusia telah salah memilih menyesalinya.
Tentangmu kala itu hanya sekedar saling berpapasan. Jalanan membosankan dan dinginnya pagi itu adalah satu-satunya hal yang mengingatkanku tentangmu.
Pertemuan kita singkat. Tapi hal-hal tentangmu tersimpan rapat. Dan siap untuk kembali kuingat.
Dinginnya pagi dan hangatnya senyummu. Adalah bagian dari kalimat yang dapat kukumpulkan. Dari kepingan ingatan tentangmu yang dihiasi pagi dengan perasaan menyesakkan karena dekat denganmu aku ragu kalimat apa yang harus kuucapkan untukmu.

No comments:

Post a Comment