Semuanya kenal dengan yang bernama grafitasi.
Dia selalu menjatuhkan. Menyeret siapapun kedalam arus birokrasi yang bobrok.
Tertunduk-tunduk seakan status diri lebih tinggi.
Senioritas dijunjung tinggi dengan maksud terselubung untuk merendahkan.
Kata patuh hanya sebagai jargon supaya dapat "muka" didepan pemegang kekuasaan.
Dibelakang mengikuti arus seakan tak sejalan.
Sekali lagi, grafitasi menjatuhkan.
Meyeret arus besar rutinitas monoton yang meledak diawal namun mengumpankan dibelakang.
Yang merasa tak enak untuk menolak, mati menyedihkan.
Yang merasa bisa menyuruh, tertawa dalam angan.
Bertumpuk tugas makin menggunung.
Namun dituntut bagus tanpa ada pengertian setitik pun.
Kami dianggap relawan bodoh.
Yang bahkan kalian lupa nasib kalian sebelum ini.
Yang masih dianggap baru diiming-imingi kata "Latihan".
Bukan untuk menjadi lebih baik.
Bukan untuk menjadi "Terlatih".
Hanya omong kosong menyembunyikan niat asli untuk bebas tugas bagi yang merasa lebih berkuasa.
Membunuh kreatifitas hanya karena disuruh keadaan.
Kalian pikir,
Orang baru tak becus!!
Kalian pikir,
Orang baru dungu!!
Maksudmu tercium dari berhari-hari kami memperhatikan.
Niat kalian busuk!!
Pikiran kalian picik!!
Kau anggap kami anak kecil yang tak tahu apa-apa. Hah!!!!
Mau sejauh apa kami mengumpat?
Mau sejauh apa kami mengeluh?
Maka sadarlah, kalian adalah golongan grafitasi.
Yang menjatuhkan kami.
Membunuh cita-cita luhur kami.
Kami manusia bukan robot yang hanya perlu makan listrik.
Tuhan. Maafkan kami yang hari-harinya dibanjiri oleh keluh kesah keadaan.
Bukan maksud kami yang tak pandai bersyukur.
Bukan pula maksud kami yang menanam rumput suapaya keajaiban menumbuhkan padi.
Hanya saja kami perlu sosok "elevasi" yang dapat membantu kami bangkit lagi dari jurang grafitasi.
No comments:
Post a Comment