Total Pengunjung

Sunday, November 29, 2020

The Dreamer

 Mimpimu itu kini telah menapaki jejak yang baru.

Mimpi yang kamu perjuangkan itu telah mulai tercapai.
Banyak hal yang sebelumnya hanya angan, kini mulai kamu lihat dengan jelas, secara nyata dan fiksi-fiksi yang kamu lihat dulu, kini telah berubah menjadi fakta-fakta penuh warna.

Disini aku hanya dapat membayangkan bagaimana tentangmu disana.
Dalam jarak yang begitu jauh.
Dibawah langit yang sama. Namun dipojok dunia yang berjarak.
Entah mengapa sepertinya malam ini aku melihat.
Kamu berjalan dibawah langit dibawah cahaya rembulan yang menerangi.
Berselimut udara dingin.
Yang sepertinya lebih dingin dari malamku disini.
Yang ditemani hujan.

Sore ini aku sedikit melihat apa yang kamu lihat.
Barisan rumah yang khas.
Sedikit mendung memang.
Namun entah mengapa aku merasa dekat.
Meski tak bisa kupungkiri. Rasa kejauhan itu tetap mengiringi.
Namun hati ini kuat.
Walaupun sepertinya aku yang masih saja menampakkan kelemahan. Tapi saat aku menerima barisan kata darimu. Aku merasa dikuatkan.

Tak salah memang.
Terkadang airmata bercucuran saat aku ingin menggapai tempat sebagaimana kamu yang kini benar-benar diluar bayanganku.

Entah kapan aku masih saja berharap.
Entah masih jauh apakah sudah dekat. Jarak antara aku dan tetangmu.
Masih pantaskah aku berlari mendekat.
Ataukah tentangmu hanya bisa kudekati sebagai kekaguman semata.
Masih bolehkah aku berlari dibelakangmu.
Mengikuti jejakmu yang nyatanya masih membuatku selalu bahagia.
Seakan merasakan apa yang membuatmu tersenyum bahagia pula.

Tapi tetap saja. Diujung tulisanku ini.
Aku ingin bertanya pada diriku sendiri.
Setelah mimpimu tercapai. Masihkah kamu mengingatku? yang bahkan untuk bermimpi sepertimu aku masih tak tau seperti apa jalanku.


No comments:

Post a Comment