Total Pengunjung

Wednesday, June 27, 2018

Tersimpan (Dear Kamu)

Kamu,
Sudahlah,
Kembalilah dalam kisahmu sendiri.
Lupakan tokoh yang tak pernah kau ingini.
Karena waktu tak akan pernah mau berhenti seperti kisah yang kamu baca ini.
Kamu,
Terimakasih untuk menyempatkan diri membaca tulisan ini. Tulisan yang bahkan jauh dari kata Fiksi yang bermakna.
Ini adalah kisah dalam kisah. Yang tak kan dibiarkan berakhir disini.
Pahami saja tentang keabadian, hati, dan jiwa. Tentang rasa bagaimana berbagi semuanya. Namun jangan pernah terbawa dalam perasaan sedih yang terlalu dalam. Karena kita tak pernah tahu. Bagaimana harus bersikap atas jiwa dan kehangatan yang diberikan sang ilahi. Untuk kami yang hanya bisa menyadari sebuah kisah yang tak bisa terus bersama. Karena beban hidup yang digariskan sang takdir kadang terlalu berat dan sang waktu yang tak menentu terbentang di depan kami.
Tapi kegelisahan itu perlahan menguap. Yang tertinggal adalah kisah tentang kami yang hanya kami jalani apa adanya dengan berusaha menjadi lebih baik.
Kalimat ini memang harus kuakhiri disini, sebagai pengingat bahwa malam akan pergi dan pagi akan kembali menyinari. Hingga waktu berusaha memisahkan kalimat ini lagi. Untuk kembali ditulis oleh aku yang lain.
Sebagai kisah yang lebih baik dari yang pernah disini. Untuk sebelum dan setelah kalimat ini tertulis, segala yang di dunia seperti berubah.
Aku benar-benar ingin membacanya. Kalimat yang kembali dituliskan seperti ini. Itu saja yang terus kupikirkan, sambil menerawang jauh bagai mana sang waktu akan menjawab. Pertanyaan-pertanyaanku yang masih saja tersimpan.
#The End... ?

Monday, June 25, 2018

Akhir...? (Dear Kamu 7)

Akhir dari kisah sang tokoh adalah awal dimana dia mempunyai ingatan yang begitu membahagiakan. Kembali pada waktu yang tertulis diawal. Dia mengingat semua yang ditulisnya untuk sang tokoh. Butuh ratusan halaman untuk menjelaskan bagaimana perasaan sang tokoh utama untuk dia dan pembacanya. Banyak hal yang ingin kembali disampaikan dan ingin diceritakan lagi.
Yang penting kembali menuju akhir yang sudah dipersiapkan sang waktu.
Dari kisah yang telah ada selalu terbayang. Sang tokoh yang akan berakhir dalam kesendirian. Akhir dari sebuah akhir yang tak pernah disukai pembaca dengan akhir yang memilukan dengan sepi yang membeku dalam kesunyian. Waktu terasa berat dengan kelicikan yang perlahan merayapi pembaca yang kecewa.
Agar tak lagi terbawa tangis sang tokoh. Tutup saja buku itu dengan harapan. Kisah kalian tak seburuk buku yang kamu baca.

#masih 1 sambungan terakhir...

Sunday, June 24, 2018

Waktu (Dear Kamu 6)

Ini entah berapa kali sudah ku tuliskan lagi tentangmu.
Beberapa dari ini sepertinya memang mirip.
Namun rasa di dalamnya adalah sama.
Aku merasa tentangmu tak ada habisnya.
Meski kadang ia entah bersembunyi dimana.
Tapi dia tetap saja tertumpah di sini. Dalam deretan kata yang ku tuliskan dengan perasaan yang ku sembunyikan di dalamnya.
Aku masih saja ingat saat itu pertama kali ingatan tentangmu yang tak dapat kulupakan itu.
Disana penuh lalu-lalang mereka dengan kisahnya masing-masing.
Dan dari banyaknya kisah itu. Kisah tentang bagaimana aku dan kamu yang menjadi bagian disana.
Sebuah kisah yang sepertinya memang hanya menjadi bagian kisah dariku dan tak pernah ada dalam jalan kisah mu.
Cerita tak pernah berhenti di satu tokoh. Sebuah kisah terajut oleh banyak tokoh di dalamnya. Dan kadang ada kejutan-kejutan tak terduga. Bahkan tentang pilunya dan sesaknya akhir yang mengiris perasaan.
Seketika itu pula rasa gelisah pun menyerang.
Bukan hanya tokoh, namun juga pembaca.
Selewat beberapa klimaks yang epik, sangat sedikit konflik untuk menjadikan sebuah cerita menjadi ada.
Jarak antar cerita yang penuh harapan begitu jauh. Dan kisah memang kadang tak pernah bertemu di ujung persimpangan.
Rahasia waktu yang penuh misteri selalu membuat tokoh harus memilih, waktu yang yang berjalan lambat sebagai tokoh sampingan tak berharga dan terlupakan.
Waktu yang begitu cepat oleh tokoh utama yang dipuja pembaca.
Semuanya membuat kegelisahan tersendiri dalam kegundahan memikirkan akhir yang ingin segera diketahui.
Setelah berlembar-lembar halaman terakhir terbuka, tentu pembaca mulai khawatir.
Kilasan-kilasan cerita yang lalu mulai muncul dalam benak, tentu kegelisahan yang dirasakan akan semakin pekat. Bahkan lebih pekat dari peliknya sang tokoh dalam cerita.
Tapi waktu hanya dapat menahan tawa melihat wajah-wajah yang mulai tak sabar itu. Sungguh membahagiakan. Katanya dengan angkuh berkaca pinggang dan tawa yang pecah oleh sang waktu.

#bersambung...

Saturday, June 23, 2018

Dulu (Dear Kamu 5)

Kamu adalah hal-hal yang yang tak pernah tergapai.
Namun dalam ingatanku, kamu adalah hal-hal yang pernah membuatku ada.
Kamu yang mengajarkanku untuk selalu melihat kedepan. Kamu yang menagajariku tentang bagaimana perasaan rindu.
Karena dulu kita pernah bersama. Bahkan sebelum aku benar-benar mengingatmu.
Mungkinkah ini hanya sisa perasaan dulu yang tak pernah sampai?
Dulu, tentang bagaimana kita tak dipusingkan akan masa depan yang sejauh ini.
Dulu, tentang bagaimana kita pernah dengan kebahagiaannya masing-masing.
Dulu saat kita masih disebut ingusan.
Pernah aku berusaha mendekat.
Namun setelah yang disebut dulu mulai memudar dan masa depan tak pernah tau. Yang dalam pikiran kadang berbeda. Dan memang pasti berbeda..

# continue...

Friday, June 22, 2018

Dear Kamu 4

Tempatku adalah tempat yang sama bertahun lalu.
Dan kamu adalah tempat yang tak pernah sama saat aku memandang.
Sungguh, itu jauh. Terlampau jauh.
Karena aku adalah hal-hal yang mungkin telah terlupakan. Seperti hujan yang turun dan hanya menyisakan genangan yang menunggu menghilang.

#continue...

Thursday, June 21, 2018

Dear Kamu .... 3

Sekali lagi, kamu....,
Aku senang meski hanya dengan sedikit melihat kamu disana. Disebuah layar kecil yang mereka sebut dunia antah berantah yang ada dalam genggaman.
Lama setelah aku mencarimu dalam dunia itu. Kamu tetap dengan senyum yang sama dengan latar yang begitu berbeda. Mungkin kini itulah negeri dongeng yang hanya dapat kubayangkan. Dan aku merasa. Kamu jauh.
Pohon plum yang daunnya memerah. Daun maple yang meranggas dibawah sana. Dengan warna kontras dengan rerumputan yang hijau dan terlihat rapi. Mungkin saat salju turun akan seperti permadani putih yang tergelar rapi. Adalah hujan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Mungkin memang sama-sama air. Namun aku tau itu berbeda.
Aku ingin sedikit melewati hujan yang belum pernah ku lihat itu.
Namun aku tau. Entah butuh waktu berapa lama lagi agar bisa sampai..

"Still continue...

Wednesday, June 20, 2018

Dear kamu.... 2

Untukmu ....,
Terimakasih, kamu masih bagian tentang bagaimana kalimatku menjadi tentangmu.
Sudah bertahun-tahun ya, disini senja masih saja merah. Awan mendung pun masih belum menampakkan dirinya.
Dua hari yang lalu adalah kamu yang tiba-tiba saja muncul dalam ingatan.
Sekarang kalimatku tak sanggup lagi ku bendung, ia datang membanjiri gersangnya musim. Jadi kutulis saja agar aku tak tenggelam didalamnya.
Oya, aku masih saja sebagai aku yang kamu kenal dulu, itupun jika kamu masih mengingatku.
Hal-hal tentangmu saat ini semakin menjauhkanku. Mungkin pada saatnya nanti, aku hanya dapat tersenyum dari kejauhan. Saat kamu disana. Dengan kebahagiaan yang begitu jauh dariku.
Aku tau kamu kini sudah berubah. Hal-hal tentangmu yang ku tau hanya kilasan potongan ingatan darimu yang dulu.
Jika memang benar kalimatku dapat tersampaikan padamu, masihkan ada jawaban jika aku menanyakan kabar darimu?
Disini kutuliskan semua tentangku dan bagaimana aku.
Setiap huruf kalimatku adalah bagian dariku untukmu.
Di sudut kota itu. Masihkah ada ingatan sedikit tentangku?
Meski tak pernah tau tepatnya bagaimana dan dimana kamu. Aku tau kamu masih di situ.
Dengan kisah-kisah yang tak pernah ku tau.
Aku terkejut saat impianmu yang begitu jauh kini sudah begitu dekat.
Sejak dulu. Kamu selalu selangkah lebih jauh didepanku.
Meski pernah aku mencoba berlari untuk mengejar mu.
Entah itu Sang Pencipta. Entah itu aturan dunia ini. Aku masih saja jauh dan hanya dapat memandangmu yang begitu dekat namun kamu sangat jauh. Jauh sekali.
Tak bisa dengan mudah dengan berjalan jika ingin bertemu denganmu. Kamu dalam ingatanku kini adalah sebuah negeri dongeng yang hanya dapat ku bayangkan dalam imaji.
Aku hanya sedikit miris..
Tapi yang terpenting kamu tetap menjadi kamu. Menjadi tokoh utama dalam kisah dongeng itu. Meski aku tak ada disana. Dan hanya menjadi pembaca yang dapat tersenyum setiap kali kamu muncul dalam jalan cerita itu.

"To be Continue...

Tuesday, June 19, 2018

Dear Kamu...

Untukmu ....,
Lama kita tak bertukar kabar.
Meski hujan lama tak turun disini, rasanya banyak rerumputan yang tumbuh dengan subur hanya dengan mengingatmu.
Tapi kurasa saat ini rindu itu datang kembali.
Dan sebuah rasa yang selalu kuingat, pilu dan sesak yang membuncah, serta hal-hal lain tentang rasa itu.
Adalah kilasan ingatan yang telah terukir dalam kalbu, tentang bagaimana kamu masih menyapaku dengan hangat.
Hey kamu ..., masihkah kau mengingatku?

Wednesday, June 13, 2018

Dia yang Disebut Sebagai Wanita Tanpa Nama

Aku jatuh cinta untuk pertama kalinya dan haruskan aku menggambarkannya untuk kalian?
Hari-hariku yang monoton adalah hal yang mungkin tak begitu bagus jika ku ceritakan. Aku selalu disana dimana tempat banyak lalu-lalang manusia menuju ke tempat yang mereka tuju masing-masing dengan keperluannya yang aku tak pernah tau.
Waktu memang kadang suka bercanda. Dan candaan itu membuatku tiba-tiba jatuh cinta. Pada sesosok ciptaan Tuhan yang bahkan tak pernah kubayangkan sebelumnya. Melihatnya adalah kebahagiaan tersendiri yang tak terlukiskan selama ini.
Aku sendiri bertanya, apa yang pertama harus kupikirkan dalam situasi seperti ini?
Dari banyaknya pilihan yang ada aku memilih, berbisik dalam hati,  "Tuhan, beri aku sedikit waktu lagi".
Disana juga kusisipkan harap agar waktu berlalu lebih lama. Kalian tahu kenapa?
"Mungkin karena dia adalah seseorang yang mungkin tidak akan pernah kau temui lagi.
Karena kisah ini akan berakhir ketika waktu berlari meninggalkan momen ini dan harus berpisah pada kenyataan masing masing yang entah sama atau malah lebih menyakitkan."
Dan itulah yang kalian pikirkan bukan?
Baiklah. Akan kulakukan. Aku akan memberanikan diri menyapanya jika dia sedikit menoleh padaku. "Tuhan, sekali lagi buat harapan kecilku itu ada" kuucapkan dalam harap dihatiku.
Namun setelah aku sadar. Bahkan dia sudah pergi dari pandangan. Dan kisahku di hari pertama berakhir sebagai "dia yang disebut sebagai wanita tanpa nama".
Keesokan harinya, aku sengaja menunggunya berjam-jam ditempat yang sama dimana aku melihatnya kemarin. Dan berharap dia akan ada disana, lagi. Dan dapat melihatnya, untuk sedikit mendapatkan kebahagiaan kecilku. Tapi.... kalian tahu jawabannya bukan?. Karena hal yang pahit itu tak perlulah untuk dibagikan. Cukup kalian rasakan sendiri dengan tetap memberikan senyuman termanis yang kalian punya..
Kisah ini memang belum berakhir. Kalian tahu banyak orang bijak mengatakan, "jika kamu tidak dapat melakukan sesuatu yang sederhana. Maka kau tidak akan bisa melakukan itu selamanya".
Dan akan ku ceritakan pada kalian rencana rencana yang telah kususun jika itu benar terjadi.
Saat aku benar-benar bisa menyapanya akan kuucapkan rasa terimakasih ku karena dia telah lewat disini hari itu. Dan itu membuatku bahagia.
"Sederhana, cukup menggelikan, dan agak gila" itu yang kalian pikir saat ini bukan?
Mungkin sebagian orang akan menganggap kegilaan itu sebagai sesuatu yang aneh.
Tapi kalian tahu, cinta adalah alasan untuk membuat manusia menjadi gila.
Sudahlah biar saja kisah ini kuakhiri disini. Karena aku hanya ingin berbagi kisah yang mungkin tak layak untuk kalian baca ini. Sebagai hal Fiksi yang hanya terjadi dalam dongeng belaka.
Jadi, begitulah mengapa kisah ini berjudul "Dia yang Disebut Sebagai Wanita Tanpa Nama".

Sunday, June 10, 2018

لَيْلَ (Laila)

Sekali lagi Tuhan.
aku bersimpuh dan kutundukkan lagi kening ini dalam sujudku.

Malam ini.
aku kembali mengingatMu saat aku terpuruk.
Salahkah hambaMu ini yang masih saja tak sepantas mereka.

Dosakah hambaMu ini yang masih saja sombong pada diri sendiri?

Tuhan.
aku memohon ampunan.
Dari segalah salah dan dosa-dosaku.
Karena hanya Engkau Dzat yang Maha Pemberi Maaf dan yang Maha Pemurah.

Tuhan.
aku tau, mungkin esok aku akan kembali membuat catatan dosaku ini.
Aku tau, mungkin hatiku belum sepenuhnya tulus memohon ampunan padaMu.

Tapi aku hanya berharap dimalam lailatul qodarMu ini. Kupanjatkan do'a agar aku tak lagi mengulangi kesalahanku diwaktu yang lalu.
Supaya aku pantas menjadi hambaMu yang dulu pernah berjanji. Untuk tak pernah melupakan segala perintahMu hingga aku pantas untuk kembali padaMu.
Aamiin..

My Hero Academia

Saat kita terbaring di atas rumput dan melihat pesawat terbang diatas kita...
Entah kenapa ingatan tak bermakna itu tiba-tiba terlintas di pikiranku
Setelah ku menangis seharian, kuhanya berharap untuk menjadi lebih kuat.
Kuharus mencari keberanian untuk mencapai tujuan itu.
Meskipun takdir buruk telah terukir
Ku siap untuk menanggungnya suatu hari nanti...
Selama kupunya momen, momen saat kubernapas,
Kupegang perasaan yang tak begitu kupedulikan itu!
"Pergilah jauh! Pergilah lebih jauh lagi!"
Seseorang dalam diriku menyanyikan lagu itu
Dengan hasrat yang tak bisa kusangkal.
Matamu selalu sembab karena air mata,
Ku' kan tersenyum sehingga kau tak bersedih lagi,
Lagu tersebut menjadikanmu seorang pahlawan.
Selamat tinggal tanda damai...
Kisah ini harus terus melesat.