Untukmu ....,
Terimakasih, kamu masih bagian tentang bagaimana kalimatku menjadi tentangmu.
Sudah bertahun-tahun ya, disini senja masih saja merah. Awan mendung pun masih belum menampakkan dirinya.
Dua hari yang lalu adalah kamu yang tiba-tiba saja muncul dalam ingatan.
Sekarang kalimatku tak sanggup lagi ku bendung, ia datang membanjiri gersangnya musim. Jadi kutulis saja agar aku tak tenggelam didalamnya.
Oya, aku masih saja sebagai aku yang kamu kenal dulu, itupun jika kamu masih mengingatku.
Hal-hal tentangmu saat ini semakin menjauhkanku. Mungkin pada saatnya nanti, aku hanya dapat tersenyum dari kejauhan. Saat kamu disana. Dengan kebahagiaan yang begitu jauh dariku.
Aku tau kamu kini sudah berubah. Hal-hal tentangmu yang ku tau hanya kilasan potongan ingatan darimu yang dulu.
Jika memang benar kalimatku dapat tersampaikan padamu, masihkan ada jawaban jika aku menanyakan kabar darimu?
Disini kutuliskan semua tentangku dan bagaimana aku.
Setiap huruf kalimatku adalah bagian dariku untukmu.
Di sudut kota itu. Masihkah ada ingatan sedikit tentangku?
Meski tak pernah tau tepatnya bagaimana dan dimana kamu. Aku tau kamu masih di situ.
Dengan kisah-kisah yang tak pernah ku tau.
Aku terkejut saat impianmu yang begitu jauh kini sudah begitu dekat.
Sejak dulu. Kamu selalu selangkah lebih jauh didepanku.
Meski pernah aku mencoba berlari untuk mengejar mu.
Entah itu Sang Pencipta. Entah itu aturan dunia ini. Aku masih saja jauh dan hanya dapat memandangmu yang begitu dekat namun kamu sangat jauh. Jauh sekali.
Tak bisa dengan mudah dengan berjalan jika ingin bertemu denganmu. Kamu dalam ingatanku kini adalah sebuah negeri dongeng yang hanya dapat ku bayangkan dalam imaji.
Aku hanya sedikit miris..
Tapi yang terpenting kamu tetap menjadi kamu. Menjadi tokoh utama dalam kisah dongeng itu. Meski aku tak ada disana. Dan hanya menjadi pembaca yang dapat tersenyum setiap kali kamu muncul dalam jalan cerita itu.
"To be Continue...
No comments:
Post a Comment