Total Pengunjung

Saturday, December 28, 2024

Masa lalu

Kamu kini telah sampai pada tempat terjauh dariku dan bahkan tidak bisa tercapai lagi.

Meski kamu masih sebaik itu denganku

Meski kamu masih sedekat itu denganku

Kamu adalah tempat yang tak lagi dapat kugapai.

Padahal masih saja kamu tersenyum padaku

Padahal masih saja sapaanmu sehangat itu padaku

Namun kamu adalah tempat yang tak lagi dapat kugapai.

Dan tempat dimana kamu berada sekarang adalah,

masa lalu.










Saturday, November 23, 2024

Inilah

 Hari ini, aku kehilangan semua kenangan tentang kota itu.

Kota yang masih menguatkanku meski hanya kenangannya.

Kini harus benar-benar kulupakan.

Semua rencana indah yang selalu kudamba saat terpuruk.

Justru makin menguburku dalam runtuhnya angan tentangnya.

Aku masih bertahan dengan indahnya kala itu.

Namun kenyataan membawaku dalam kelamnya hari ini.

Aku yang masih bertahan dengan seandainya.

Namun kenyataan membawaku pada seperti inilah takdir untukmu.

Aku yang masih bertahan karena ada kamu disana.

Harus pasrah dan mengaku kalah dengan semua jalan cerita masing masing yang tak mungkin jadi "kita".

Inilah jawaban kekalutanku selama ini.

Dimana malamku mulai menjadi menakutkan.

Dimana malamku menjadi makin kesepian.

Dimana malamku membawaku makin hilang dikegelapan.

Maka inilah akhir tentangmu yang selalu aku tuliskan.

Disini dan tak lagi berharap. Kau masih mengingatku.

Saturday, October 12, 2024

Bukan, lagi

 Aku terasing dengan diriku sendiri.

Tak tau lagi apa yang ingin aku lakukan.

Tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.

Tak tau lagi apa yang mestinya aku lakukan.

Aku berjalan, namun tak menemukan tujuan

Aku berlari, namun tak kunjung sampai akhir

Karena tempat yang kutuju tak lagi menungguku disana.

Ia memilih menerima yang lebih dulu sampai.

Mungkin memang salahku yang tak bisa secepat mereka.

Aku yang tertatih bahkan hingga merangkak untuk sampai padamu, nyatanya memang harus menelan pahitnya kekalahan.

Dan akhirnya harus menerima hasil yang paling menakutkan.


Melupakan.





Sunday, September 1, 2024

Hanya saja

 Dan nyatanya, aku kembali patah hati.

Bukan, bukan karena hal itu rasanya aku patah kali ini.

Hanya saja aku bahkan tak tau apa yang ingin dan akan kulakukan

Rasanya aku ada namun tak ada.

Semua terasa hampa,

Dan dalam kehampaan itu aku takut.

Takut semakin remuk dalam jalan yang harus kulalui.

Mungkin aku telah salah,

Salah karena perbuatanku sendiri.

Dan dalam kesendirian itu, aku terjebak dalam penjara diriku sendiri.

Lantas bahkan malam yang menenangkan menginginkan aku untuk pergi.

Meninggalkan kesendirianku yang ditelan kesepian.

Ia merasuk dan membawaku pada kegelapan yang akan meninggalkan semua yang ada.


Monday, August 19, 2024

...

 Pagi ini aku termenung.

Mengingat mimpi tentangmu semalam.

Ternyata meski aku telah rela untuk melupakanmu.

Tentangmu justru datang dan membawa semua ingatan yang telah susah payah aku lupakan.

Kamu masih saja menjadi orang yang membuat hatiku tak karuan.

Hanya melihatmu dalam mimpi dan tanpa kata masih saja membawa harapan.

Harapan aku dan kamu menjadi kita.

Meski bahkan dalam mimpipun aku masih tak sanggup berkata saat didekatmu.

Monday, July 8, 2024

Saat itu lagi

 Tanpa disadari, kita berdua menjadi sejauh ini.

Andai waktu bisa diputar kembali, mungkinkah takdir kita kan berbeda?

Diumur berapapun, kuingin terus percaya pada keajaiban.

Meski badan menjadi rapuh dan berkeriput, aku pasti akan menemuimu.

Jika itu hanyalah perandaian, apakah engkau akan membencinya?

Dibandingkan dengan lamanya waktuku untuk mengingatmu, rasanya begitu sebentar.

Apakah salah jika aku menyalahkan air mataku sendiri, karena perpisahan itu.

Maka aku hanya ingin mengatakan, tersenyumlah seperti biasa dan katakan "sampai jumpa".

Hari ini mungkin kita berpisah, tapi disuatu tempat, kupikir bahwa kita akan bertemu lagi.

 

Aku teringat, saat kita mengejar angin kering dikemarau itu. Berlari seakan menuju tanah yang belum pernah dijelajah. Untuk masa depan kita berdua. Meski kini semuanya telah berubah. Tapi pasti ada sesuatu yang takkan berubah. Andai waktu bisa diputar kembali, mingkinkah takdir kita kan berbeda?


Alasanku tenggelam di dalam malam. Adalah menemukan cahaya.

Lihat, bagaimanapun nyatanya kita tak bisa kembali lagi.

Aku kan pergi ke masa depan yang gagal kucapai.

Dan saat kita bertemu lagi, mari kita bicarakan saat itu lagi.


Wednesday, June 19, 2024

Diriku esok hari

Kau akan terlahir esok hari

Aku akan terlahir esok hari

Seperti apa diriku esok hari?

Diriku esok hari

Di mana aku berada?

Di sini begitu gelap

Aku tak bisa melihat apapun

Aku mendengar suara entah dari mana

Kau akan terlahir esok hari

Aku akan terlahir esok hari

Seperti apa diriku esok hari?

Diriku esok hari adalah burung yang tersesat

Diriku esok hari adalah daun yang terbawa angin

Diriku esok hari adalah lebah yang melangkah ke depan

Diriku esok hari adalah kucing yang sendirian

Diriku esok hari adalah air mata yang diteteskan seseorang

Diriku esok hari adalah bintang yang bersinar dengan terangnya


Tuesday, June 4, 2024

Asing?

 Katakan padaku, kemana sebenarnya kau akan pergi? Tidak lagi kau melihatku yang masih saja menatapmu dari kejauhan?

Katakan padaku, kemana sebenarnya kau akan pergi? Tidak tahukah kamu jika aku telah merindukanmu bahkan sebelum kau hilang dari pandangku?
Tidak adakah aku dalam kisah milikmu?
Dibalik kuatnya aku didepanmu tidakkah kau lihat tangisku saat dalam kesendirian?
Aku tidak mencari belas kasihmu, aku tidak mencari perhatianmu.
Hanya saja setiap aku menatap langit yang jauh, mendengar rintik hujan yang berteriak lirih, dan rasa pilu yang datang tanpa diundang itu.
Aku masih saja berharap begitu tinggi untuk sekedar dapat menghubungkan aku dan kamu yang menjadi kita. Meski kenyataannya itu hanya mimpi kosongku tentangmu di dunia ini. Semoga ada aku dan kamu yang mempunyai kita antara kita. Bahagia dengan kisah mereka yang tak pernah berfikir akan berakhir seperti aku dan kamu lantas kini menjadi orang asing yang saling tak ingin hanya saling menatap dari kejauhan.

Sunday, May 12, 2024

?

 Sejujurnya aku canggung, dan sepertinya butuh selamanya hanya untuk bisa dekat denganmu. Aku bahkan mulai menyalahkan sepi yang hinggap pada diriku. Untuk mencari jawaban mengapa aku secanggung ini. Bahkan jika aku mengesampingkan semua yang telah ada padaku entah itu kebaikan atau keburukan yang telah kulakukan, aku bahkan tak menemukan jawabannya. Padahal aku hanya ingin ada untukmu. Ingin ku mulai dengan memanggil namamu. Namun entah mengapa rasanya lebih sulit dari kata apapun di dunia ini. Meski kau begitu dekat denganku, aku akhirnya menyadari, apakah aku dilahirkan hanya untuk mengagumimu saja?


Wednesday, April 10, 2024

Frieren (Anytime Anywhere)

 Hey dirimu, dengarlah aku.

Kucoba menyusuri jalan yang pernah kita lalui.

Dalam dukaku

Ingin kutersenyum

Ku akan genggam semua kenangan ini dalam hidupku

Ucapan perpisahan ini tak lebih penting dari semua frasaku

Terasa biasa, namun berharga

Walau rasa sakit tak tertahan, namun kubersyukur atas semua yang samar kini telah nampak

Walau kelak kuharus terlahir kembali

Maka aku akan memilih tempat ini lagi

Dan apabila kuberjumpa dengan dirimu lagi

Takkan kulepas dirimu lagi

Meski ku tiada berjanji

Dan meskipun diriku merasa hampa

Teruslah menangis sampai malampun berlalu

Demi pulangmu, kulantunkan pengantar lelapmu untuk kembali pulang

Tuesday, April 9, 2024

Untuk hari ini

 Rasa itu datang malam ini.

Tentangnya kembali mengingatkanku.

Sedalam apa rasa itu, dulu.

Ia yang tak mungkin dapat lagi kugapai, haruskah aku berharap itu adalah tentangnya?

Bahkan dalam mimpiku ia tetap sama.

Tetap yang palimg dekat denganku. Bahkan kedekatan itu sepertinya membuat mereka berfikir. Bahwa dikenyataannya pun akan sedekat ini.

Namun biar ku ceritakan padamu kawan. Jika dalam kenyataannya setelah semua hilang dalam alam mimpi. Yang tersisa hanyalah perasaan kecewa yang bahkan tak pernah hilang untuk hari ini.

Friday, April 5, 2024

Kali ini

 Setelah kemarin hujan seperti tak pernah reda.

Badai mengamuk disemua tempat.

Hingga tak ada lagi tempat yang kering.

Malam ini malam seakan datang padaku.

Dia tersenyum. Lebih cerah dari kemarin saat ia merasa kalah.

Aku tau. Malam sedang senang kali ini.

Tanpa menunggu, ia bercerita padaku.

Dia yang meski telah hampir meluluh lantahkan harinya. Datang padanya. Dan dia tersenyum. Kata malam penuh bersemangat.

Kukira aku tak lagi bisa bahagia, kata malam menambahi.

Namun malam ini aku melihatnya dari dekat. Dan dia tersenyum padaku.

Senyum yang ternyata masih saja ia harapkan. 

Senyum yang bahkan bisa menghentikan badai.

Senyum yang membawa keindahan pada hari-harinya lagi.

Meski hanya senyum dan tanpa kata. Ternyata malam sudah sebahagia itu. Sebahagianya orang-orang yang lupa tak membawa payung untuk pulang. Namun seketika itu pula hujan berhenti.

"Dia masih sama", kata malam padaku

"Masih menjadi yang kuharapkan".

"Masih saja aku tak berdaya jika tentangnya".

"Meski itu hanya sebuah basa-basi semata. Namun aku bahagia".

Malam bercerita tentang peetemuannya dan aku hanya bisa mendengar. Dan sesekali tersenyum saat malam bercerita tentang pertemuannya kali ini.

Saturday, March 23, 2024

Samudra

Kali ini malam datang.

Tidak seperti biasanya, meski biasanya ia sunyi dan pekat namun kali ini ia membawa awan mendung. Ternyata seperti yang kalian kira dalam sunyinya ia bercerita padaku.

"Aku harus mundur" katanya pendek dan lemah.

Mana mungkin malam bisa sepasrah itu. Dalam pikirku. Namun ia melanjutkan "ternyata bukan aku yang ia tunggu"

"Kami memang sedekat itu dan banyak yang mengira kamu akan bersatu, tapi nyatanya dia menatap jauh pada sosok yang lain. Sosok yang bahkan aku sangat mengenalnya. Dan yang aku tahu dia adalah satu satunya yang dapat menelan semua keburukan tanpa merubah dirinya seperti apa adanya. Dia sanggup menutupi kedalamannya yang bahkan tak dapat terukur hanya dengan satuan jarak yang orang-orang ketahui. Dia yang selalu kulihat terus berusaha menggapai namun pernah ku kira itu sia-sia. Dan kini ternyata apa yang dia harapkan telah mengharapkannya kembali."

Kawan lihat, bahkan malam yang tenang tak lagi tenang saat kenyataan membawanya pada jalannya takdir yang bahkan tidak pernah ia harapkan. Dan setelah malam bercerita banyak padaku, aku hanya bisa menepuk bahunya dan tak bisa berkata lagi. Ingin rasanya aku bertanya apakah aku mengenal yang ia maksudkan? Namun ku urungkan saja karena sepertinya aku sudah tahu, bukan malam yang rembulan tunggu untuk bersamanya, namun dia adalah yang setiap hari berharap ketika malam datang bersama rembulan maka dialah yang menyimpan dalam-dalam senyum bulan setiap waktu, sembari menyebut namanya pada Sang Pencipta. Lalu kalian menjawabnya dengan ...

Thursday, March 21, 2024

Tak baik saja?

 Dan malam ini dia datang,

Seperti biasa dengan wajah kecewa, dan awan mendung yang menggantung di kelopak matanya.
Lantas ia bilang padaku "aku patah lagi, hancur seketika oleh ekpektasi yang kubuat sendiri" katanya sambil menunduk berharap aku mengerti.
Semua tentang sosok yang ia bangun dari sebuah rasa kagum yang bahkan tak pernah saling bicara panjang.
Semua tentang sosok ideal dalam imajinya yang semuanya serba baik baik saja.
Semua tentang sosok yang bahkan entah benar ada ataukah hanya sebatas angan.
Katanya malam ini mereka bertemu dan tak sengaja berbicara cukup lama. Mereka tak berdua namun sedari awal pandangannya mulai mencuri pandang pada sosok yang selama ini ia buat sendiri.
Namum malam ini semuanya runtuh. Berkali dia bilang padaku "aku terlambat, terlambat menyadari bahwa harusnya aku yang dia ceritakan" katanya padaku dengan penuh penyesalan.
Karena aku tak tega melihatnya jatuh lagi kali ini aku hanya dapat berkata "kawan, tidakkah kau ingat bahwa sudah sejak dulu kala, kenyataan itu lebih banyak tak sesuai harapan. Namun jangan lupa, Tuhanmu selalu memberimu apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan" kataku padanya.
Meski nyatanya perihal yang satu ini memang benar, kamu bisa menerima semua kata terbaik orang lain hanya saat kamu baik baik saja. Dan nyatanya aku pun sedang tak baik-baik saja.

Friday, March 8, 2024

SISI TERGELAP SURGA

 Hidup, bagi sebagian orang, memiliki makna berbeda-beda. Beberapa memutuskan tetap hidup hanya karena terlahir menyenangkan. Beberapa yang lain mengakhiri hidup karena tak kunjung menemukan kebahagiaan. Bertahan dalam hidup tak selalu berarti dirimu kuat. Mungkin kau hanya sedang dipaksa untuk belajar menerima keadaan. Mungkin kau hanya diharuskan menapaki satu luka ke luka lainnya. Mungkin kau tetap sanggup berjalan karena berbekal harapan. Harapan bahwa kelak semua akan berakhir bahagia. Meski kelak kau akan tersadar, kota ini begitu piawai melahirkan harapan-harapan, dan piawai juga mengubahnya menjadi kekecewaan. Namun akhirnya, semua yang bertahan hidup akan berjalan di satu pilinan takdir. 

Antara terus hidup karena tidak pernah menyerah mencoba, 

atau terus hidup karena tidak pernah mencoba menyerah.

Membingungkan memang,

Tapi begitulah hidup.

Hanya perlu dijalani.

Seikhlasnya.

Serelanya.


-BK

Sunday, February 25, 2024

Re: dan peRempuan

 Aku sangat menyukai hujan. Di rintiknya yang gugur ke bumi, aku bisa menyembunyikan tangisku. Di bulir-bulir airnya, aku bisa menitipkan butir-butir rinduku pada perempuan yang kucinta sepenuh hati.

Aku bisa mendekap hangat dalam dinginnya hujan. Sehangay pundakmu yang kuusap lembut dengan tanganku. Yang hangatnya mengalir ke seluruh tubuhku. Yang membuat jantungku berdetak lebih kencang.

Tapi tidak pagi ini. Hujan semalam, yang masih berlanjut hingga pagi ini, dan membentuk genangan-genangan dijalanan depan rumahku, tak membuatku nyaman.

Tuesday, January 30, 2024

Disana

 Kota yang kala itu begitu kudamba,

Kini hanya menyisakan rasa pahit meski hanya mendengar namanya saja.

Kota yang kala itu begitu ku puja,

Kini seakan asing dengan segala hiruk pikuknya yang mulai asing.

Kota yang kala itu begitu ku kejar,

Kini mulai kuhindari karena semua kenangan getir tentang kamu.

Kamu yang dulu membuat kota itu sangat istimewa, kini hanya sebuah kota asing antah berantah yang bahkan tak ada sedikitpun kata yang membuatku menuliskan tentangmu.

Tentang bagaimana kegagalanku yang tidak bisa aku lupakan.

Tatkala hujan dan nama kota itu datang dalam benakku. Aku hanya berharap banjir menghanyutkan semuanya tentang kota dan kamu yang sama-sama tidak mau menerimaku.

Aku hanya pendatang yang tak tau arah dan tujuan. Disana aku hanya duduk termenung melihat pagi dan aromanya yang khas. Tentang kota yang tak mau kusinggahi untuk lebih berlama lama lagi. Tentang kota dan penghuninya yang menolakku untuk menjadikannya bait dalam kisah hidupku. Karena akhirnya waktu memberikan jawaban terpahit dalam kenyataannya.

Monday, January 8, 2024

Waktu?

 Aku disadarkan oleh waktu.

Bahwa tempat yang dituju tidak dapat dijangkau lagi.

Aku terbayangi oleh pikiran-pikiranku sendiri.

Bahwa kita terpaut begitu jauh oleh waktu yang tak dapat ku kunjungi lagi.

Aku memilih terdiam dan terpekur oleh kenyataan.

Sudahkah aku sampai diujung takdir?

Ataukah aku hanya berharap, inilah aku yang telah siap pada jalan baru yang mereka tanyakan padaku.